Pemkot Rancang Seleksi, Jabatan Terbuka
BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Struktur jabatan di lingkungan Pemerintah Kota Bengkulu, saat ini banyak mengalami kekosongan. Terkhusus posisi eselon II atau kepala dinas terdapat 5 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang kosong. Untuk mengisi jabatan strategis ini kemungkinan Pemkot menggelar seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPT) secara terbuka. \"Tentu lelangnya tidak sekarang. Nanti tunggu waktu yang lebih indah untuk melelang itu,\" ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kota Bengkulu Marjon MPd saat diwawancarai Bengkulu Ekspress kemarin (26/3).
Adapun kelima OPD tersebut, Sekretaris DPRD kota, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang), Inspektorat dan Kepala Dinas Pangan dan Pertanian. Menurut sekda, untuk mengisi posisi jabatan eselon II tersebut, memang harus dipilih orang-orang yang memiliki kemampuan yang cukup atau sesuai dengan bidang sehingga dalam memimpin OPD tersebut benar-benar mencapai kinerja yang signifikan. Hanya saja, sekda belum bisa menentukan apakah lelang terbuka ini akan digelar hanya tingkat kota, provinsi atau nasional. Masih memerlukan pertimbangan dan kesempatan dengan pihak lainnya.
\"Masih dipertimbangkan, apakah nanti berlaku khusus kota atau provinsi atau nasional, tinggal nanti kebutuhan kita bagaimana. Kalau kita ingin menjaring orang-orang yang skala provinsi atau nasional maka kita sesuaikan,\" jelasnya.
Mutasi Gelombang II
Paska pelaksanaan mutasi Senin lalu yang dilakukan oleh Wakil Walikota Dedy Wahyudi SE MM, saat ini membuat para pejabat eselon II, III dan IV lainnya ketar ketir menunggu rencana mutasi-rotasi gelombang ke II. Saat ini Pemerintah Kota Bengkulu kembali melakukan evaluasi, jika dari hasil evaluasi tersebut mendapat nilai buruk maka resiko besar adalah nonjob. Diperkirakan mutasi ini akan berlangsung usai Pemilihan Presiden (Pilpres) pemilu 2019.
\"Mutasi itu ketika memang kinerja tidak tercapai sesuai harapan maka kita perbaharui atau kita pindah ke tempat yang lain,\" kata Sekretaris Daerah kota, Marjon MPd, kemarin (26/3).
Menanggapi timbulnya potensi jual beli jabatan menjelang mutasi ini, menurut Marjon hal tersebut tidak pernah dilakukannya ataupun pihak-pihak lain. \"Saya nggak pernah jual beli jabatan, sampai saat ini tidak pernah jual beli jabatan,\" ketusnya. Dijelaskan Marjon, dalam proses perombakan struktur pejabat kota ini merupakan hal yang memang harus dilakukan. Memang dianggap perlu yang sudah berdasarkan pertimbangan yang matang.
Dalam menempatkan ASN pada suatu jabatan tertentu, sudah melalui rapat dan metode lainnya seperti menelusuri rekam jejak baik di lingkungan kantor sampai ke lingkungan masyarakat tempat tinggal. Selain itu, calon pejabat yang akan dimutasi atau rotasi juga akan dilihat jejak jabatannya yang pernah diduduki sebelumnya. \"Jadi bukan berdasarkan suka tidak suka, tapi berdasarkan penilaian tim yang saya keluarkan SK-nya sekitar 30 orang dari OPD gabungan, untuk menelusuri rekam jejak pejabat atau orang yang mau didudukan pada posisi jabatan,\" paparnya.
Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Bengkulu, Drs Bujang Hr mengungkapkan penelusuran rekam jejak di OPD sudah selesai. Sekarang sedang menelusuri rekam jejak dilingkungan masyarakat setempat untuk melihat kehidupan sosial bermasyarakat masing-masing pejabat. \"Sebagian sudah jalan juga, dan dalam hal ini tim harus berhati-hati juga melihat keseharian para pejabat itu, seperti di masjid dia aktif apa tidak. Kemudian, gotong royong maupun kepedulian jika ada warga meninggal dan seluruhnya dicek,\" terang Bujang.
Untuk sementara itu ia mengaku sudah ada beberapa laporan tentang ketidakharmonisan antara pejabat eselon II dengan bawahannya. Kemudian, ketidaksinkronan dalam memberi petunjuk kepada staf dan lain-lain, serta tingkat kedisiplinan sebagai seorang pemimpin di OPD. \"Kalau untuk rekam jejak dilintas OPD yang dipimpinnya sudah ada data-datanya dengan kita, kalau untuk dilingkungan masyarakat juga ada beberapa laporan tetapi tidak terlalu mempengaruhi artinya masih normal, tapi belum bisa kita sebutkan nama-namanya,\" pungkas Bujang. (805)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: