Petani Butuh Perhatian Pemerintah

Petani Butuh Perhatian Pemerintah

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Menurunnya harga beberapa komoditas pertanian seperti buah kelapa sawit dan karet membuat petani semakin mengeluh. Sehingga mendorong Pemerintah Daerah untuk lebih peduli terhadap kesejahteraan para petani. Ketua Serikat Tani Bengkulu (STAB), Muspani mengatakan, dalam beberapa kali melakukan kunjungan ke beberapa di wilayah Provinsi Bengkulu, banyak sekali usulan dan masukan baginya sebagai calon legislatif dari PDIP. Misalnya mengenai makin turunnya harga karet dan komoditas lainnya. Sehingga mendorong pihaknya untuk menyampaikan aspirasi tersebut kepada Pemerintah.

\"Petani di Bengkulu belum sejahtera, karena harga komoditas juga belum membaik,\" kata Muspani, kemarin (5/3).

Menurut Muspani, masyarakat kalangan petani harus diberikan perhatian lebih karena mereka merupakan sumber potensi dalam pembangunan. Apalagi hampir 70 persen penduduk di Bengkulu pekerjaannya adalah sebagai petani. Sehingga meningkatkan kesejahteraan petani adalah kunci suksenya suatu daerah. \"Kalau petani sejahtera maka yang diuntungkan juga Pemerintah,\" tuturnya.

Untuk itu, pihaknya bersama para petani akan mendorong Pemerintah untuk menjaga harga komoditas pertanian di Bengkulu bisa semakin baik lagi, karena hingga kini beberapa komoditas pertanian belum begitu mensejahterakan masyarakat. \"Petani kita selalu defisit, Pemerintah harunya bisa peduli terhadap kesejahteraan petani, cukup harga komoditasnya stabil dan bagus mereka sudah senang,\" tutupnya.

Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Dyah Anugrah Kuswardani MA mengatakan, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bengkulu pada Februari 2019 tercatat sebesar 95,24 yang berarti daya beli petani di Provinsi Bengkulu masih defisit sebesar 4,76 persen. Ini membuktikan kalau petani di Bengkulu belum begitu sejahtera. \"Kalau nilai NTP masih dibawah 100 maka petani kita rugi, untung saja tidak,\" tutur Dyah.

Seperti diketahui masih defisitnya pendapatan petani lebih dominan terjadi pada NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR) yang tercatat sebesar 82,50. Ini artinya sektor perkebunan seperti kelapa sawit dan karet di Bengkulu belum begitu mensejahterakan petani. \"Petani sawit dan karet kita masih defisit terus, Pemerintah harus memperdulikan hal tersebut,\" tutupnya.(999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: