Eksportir Harus Peduli Bengkulu
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu menemukan masih banyak eksportir melakukan ekspor tidak langsung melalui Pelabuhan Pulau Baai. Bahkan kegiatan ekspor yang dilakukannya masih banyak dilakukan melalui Provinsi tetangga seperti Jambi, Sumatera Selatan, dan Lampung.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Bengkulu, Budi Hardiyono SSi ME mengatakan, meskipun beberapa komoditas tambang seperti batubara dan CPO sudah dilakukan ekspor melalui Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, namun beberapa komoditas lainnya seperti kopi, ikan, dan hasil perkebunan lainnya masih diekspor melalui Provinsi tetangga. Sehingga dikhawatirkan akan berdampak kepada perekonomian yang ada di Provinsi Bengkulu.
\"Masih ada beberapa komoditas asli Bengkulu tidak dieskpor lewat Pelabuhan Pulau Baai, bahkan tidak tercatat di Bea Cukai Bengkulu, harusnya kalau eksportir peduli Bengkulu, lakukan ekspor ya lewat Bengkulu,\" kata Budi, kemarin (4/2).
Hal tersebut secara otomatis mempengaruhi nilai ekspor di Bengkulu, karena nilai ekspor yang tercatat didapat dari aktivitas ekspor yang dilakukan. Seperti diketahui, total ekspor Provinsi Bengkulu pada Januari 2019 lalu mencapai US$ 15,95 juta. Nilai ekspor ini mengalami penurunan sebesar 20,81 persen jika dibandingkan dengan bulan Desember 2018 yang tercatat sebesar US$ 20,15 juta, namun mengalami peningkatan sebesar 32,19 persen apabila dibandingkan dengan bulan Januari 2018 yang tercatat US$ 12,07 juta.
\"Nilai ekspor tersebut dicatat berdasarkan aktivitas yang dilakukan, kalau melalui Provinsi lain maka akan dicatat melalui Provinsi tersebut,\" tuturnya.
Diketahui, nilai ekspor Provinsi Bengkulu pada Januari 2019 yang melalui pelabuhan Pulau Baai Bengkulu mencapai US$ 11,98 juta atau 75,10 persen, sementara yang melalui pelabuhan Sungai Musi/Boom Baru Sumatera Selatan mencapai US$ 2,23 juta atau 13,97 persen, melalui pelabuhan Tanjung Priok DKI Jakarta mencapai US$ 1,74 juta atau 10,91 persen, dan melalui Kualanamu International Airport Sumatera Utara mencapai US$ 3,35 ribu atau 0,02 persen. \"Tetapi kita masih tetap bersyukur, karena aktivitas ekspor melalui Pelabuhan Pulau Baai masih mendominasi,\" ujarnya.
Selain itu, Neraca perdagangan Provinsi Bengkulu hingga Januari 2019 telah mengalami surplus sebesar US$ 8,33 juta. Sementara neraca perdagangan Provinsi Bengkulu Bulan Januari 2018 mengalami surplus sebesar US$ 10,87 juta. \"Kita berharap neraca perdagangan kita pada Februari bisa meningkat,\" tutupnya. Sementara itu, Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Bengkulu, Indriya Karyadi mengatakan, aktivitas ekspor yang dilakukan di Pelabuhan Pulau Baai lebih banyak disumbangkan oleh Komoditas batubara dan karet, sementara melalui Pelabuhan Sungai Musi/Boom Baru, Sumatera Selatan adalah karet, melalui pelabuhan Tanjung Priok, DKI Jakarta yaitu karet dan paket pos, dan melalui Kualanamu International Airport, Sumatera Utara berupa paket pos. \"Kita melihat bahwa aktivtas ekspor kopi dan ikan belum melalui Pelabuhan Pulau Baai, kita dorong agar eksportir bisa mengirim barangnya lewat pelabuhan ini,\" tutupnya.(999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: