Serangan DBD Meluas
KAUR SELATAN, Bengkulu Ekspress - Wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) beberapa pekan terakhir ini meluas dan membuat was-was warga Desa Padang Genteng Kecamatan Kaur Selatan Kabupaten Kaur. Keresahan terjadi lantaran beberapa minggu lalu sudah ada beberapa warga terjangkit penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti tersebut.
“Bahkan seminggu terakhir ini sudah ada sekitar tiga warga kita terserang DBD, dan dengan serangan DBD ini membuat kita sedikit resah, karena khawatir kita kena lagi,” kata Kepala Desa (Kades) Padang Genteng, Sahrul Wadi, kemarin (3/3).
Dikatakan Kades, keresahan warga karena penyakit DBD ini sudah terjadi sejak memasuki musim pancaroba. Untuk itu, ia berharap Dinas Kesehatan secepatnya turun tangan melakukan penyemprotan atau fogging. Hal ini agar bibit-bibit penyakit yang mulai menebar dapat pula dimusnahkan. Pihaknya meminta fogging dilakukan secepatnya di daerah ini sebelum menelan korban jiwa.
“Kondisi ini sudah disampaikan ke Puskemas, bahkan bukti hasil laboratorium pemeriksaannya juga disampaikan. Kita berharap petugas kesehatan harus lebih tanggap soal DBD ini, jangan nanti korban berjatuhan baru sibuk,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaur, Azwar SSos ketika dikonfirmasi mengakui jika penyakit DBD masih menjadi salah satu penyakit yang menghantui warga Kaur, khususnya di musim penghujan seperti sekarang ini.
Ia juga mengakui beberapa bulan ini jumlah penderita serangan DBD mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun sebelumnya. “Penyebab DBD ini karena kondisi cuaca dan memang rawan terserang BBD. Tapi Alhamdulillah sampai sekarang belum ada yang meningal karena DBD ini,” terangnya.
Ditambahkannya, dengan kondisi cuaca yang kerap berubah-ubah meskipun saat ini memasuki musim hujan. Ini juga memicu perkembangbiakan nyamuk termasuk nyamuk Aedes aegypti sebagai pembawa virus demam berdarah.
Untuk itu diminta kepada masyarakat untuk tetap meningkatkan kebersihan lingkungan masing-masing. \"Oleh karena itu, gerakan 3M harus terus dilakukan yaitu menutup tempat penampunga air, mengubur barang bekas yang bisa menampung air meskipun sedikit,” tandasnya. (618)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: