Pengangguran Meningkat
LEBONG, Bengkulu Ekspress – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebong mencatat jumlah penduduk Kabupaten Lebong yang menganggur mengalami peningkatan dari 2.102 orang di tahun 2017 menjadi 3.790 orang di tahun 2018 atau meningkat sebanyak 1.688 orang.
Sementara Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) kabupaten Lebong mengalami kenaikan sebesar 6,34 persen untuk tahun 2018 atau naik sebesar 2,77 persen di tahun 2017. Hal itu juga sama dengan jumlah angkatan kerja antara tahun 2017-2018 mengalami penambahan sebanyak 897 orang. Sebelumnya di tahun 2017 jumlah angkatan kerja sebanyak 58.862 orang menjadi 59.759 orang.
Akan tetapi kenaikan jumlah penduduk angkatan kerja, tidak seiring dengan kenaikan jumlah penduduk yang bekerja. Tercatat pada tahun 2017 sebanyak 56.760 orang menurun di tahun 2018 sebanyak 791 orang atau sebanyak 55.969 orang.
Kepala BPS Kabupaten Lebong, Ir Sriwiyana Teguh Ananto MSi, mengatakan, bahwa meningkatnya jumlah angkatan kerja dan TPT di Kabupaten Lebong dan menurunnya jumlah penduduk bekerja dan yang terserap bekerja merupakan hasil penelitian pihaknya priode bulan Agustus 2017 hingga Agustus 2018.
“Hasil tersebut merupakan angkatan kerja, penduduk yang bekerja dan pengangguran,” jelasnya, kemarin (30/12)
Meningkatnya masyarakat Lebong ada beberapa fakto penyebabnya, seperti sektor pertanian yang saat ini merupakan struktur ekonomi utama di Kabupaten Lebong. Saat ini sektor pertanian di Lebong mengalami pengurangan, adanya perubahan alat yang selama ini dalam menggarap seperti swah masih membutuhkan tenaga manusia namun telah diganti dengan hentraktor “Musim-musim tertentu yang mengakibatkan gagalnya panen serta faktor lainnya,” sampainya.
Faktor penyebab lain, yaitu ketergantungan masyarakat Lebong pada sektor tertentu (pertanian, pertambangan, pertukangan atau yang lainnya) masih sangat tinggi. Seperti ketika seseorang bekerja sebagai petani maka yang bersangkutan tidak memiliki keterampilan yang lain. Sehingga ketika ada masalah atau musibah pada pekerjaan yang digelutinya, maka mereka akan menganggur.
“Untuk itulah sangat diperlukannya pekerjaan lain pada seorang warga, agar bisa mengatasi ketika pekerjaan yang digelutinya sedang tidak bisa memberikan penghasilan,” ujarnya.
Akan tetapi untuk sektor pertanian bukan penyumbang terbesar adanya pengangguran. Namun penyumbang terbesar merupakan sektor gelundung hasil pertambangan. Hal ini dikarenakan salah satu komponen utama dalam mendapatkan emas pada saat penambang menggelundung hasil tambangnya menggunakan air raksa. “Sementara peredarannya untuk saat ini sudah diperketat, sehingga para penambang saat ini mengalami kesulitan mendapatkan air raksa,” tutur Sriwiyana.(614)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: