Nama RSUD Kota Diganti RSHD

Nama RSUD Kota Diganti RSHD

BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Pemerintah Kota Bengkulu meresmikan pergantian nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bengkulu menjadi Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) Kota Bengkulu yang ditandai kegiatan launching logo rumah sakit tersebut, kemarin (11/12).

Peresmian ini dilakukan Wakil Walikota Bengkulu, Dedy Wahyudi SE MM dengan mengundang seluruh stakeholder, yang ditandai dengan pembukaan tirai secara simbolis logo baru RSHD.  \"Sesuai dengan namanya agar pasiennya cepat sembuh dan melayani juga harus dengan sepenuh hati. Oleh karena itu, mohon doa dan dukungannya,\" ujar Dedy.

Target ke depan, lanjut Dedy, usai diresmikan logo baru ini, maka Pemerintah Kota Bengkulu akan berusaha keras untuk menjadikan RSHD ini terbaik di Provinsi Bengkulu dan terbaik ditingkat regional dan nasional, dan menjadi RS terlengkap baik sarana fasilitas maupun proses pelayanan yang maksimal.  \"Tidak ada yang tidak mungkin, insya Allah pasti mungkin,\" ucapnya.

Sementara itu, Direktur RSHD, dr Lista Cerlyviera menjelaskan bahwa awalnya rumah sakit tersebut ingin diberikan nama RS Fatmawati untuk menunjukkan bahwa Ibu Negara pertama Republik Indonesia sekaligus penjahit sangsaka Merah Putih yakni Fatmawati yang merupakan orang asli dan lahir di Bengkulu.

Hanya saja, saat melakukan proses pencanangan nama tersebut, pihaknya merasa kesulitan karena harus meminta izin dari seluruh keluarga Fatmawati, ditambah lagi hal-hal lainnya. Sehingga, mengurungkan niat untuk menggunakan nama Fatmawati tersebut. Seiring berjalannya pembangunan RSUD kota ini menciptakan suatu harapan yang sangat besar demi kebaikan, sehingga timbul ide untuk memberikan nama Harapan dan Doa.

\"Kita memberikan harapan kepada masyarakat dan ini mohon didoakan dari semua lapisan masyarakat bahwa rumah sakit ini bisa memberikan yang terbaik untuk masyarakat Kota Bengkulu,\" kata dr Lista.

Selain melaunching logo baru, juga sekaligus melauching SIMRS Pelayanan Poliklinik TB Dots, Poliklinik VCT, pengukuhan kelompok cinta sehat dan pencanangan klinik pratama Harapan dan Doa milik Pemda Kota yang berada di Jakarta.

\"Kita menambah satu poli terpadu terdiri dari poli TB Dots, dan Poli VCT untuk pasien HID/AIDS. Dan berharap ke depan bisa memberikan pelayanan kepada pasien penderita TBC,\" terang Lista.

Jika selama ini RSMY sudah melakukan ini, maka saat ini RSHD bisa menjadi jejaring baru di Provinsi Bengkulu agar pelayanan semakin komprehensif.  \"Harapan kita poli ini bisa memberikan terbaik, dan bisa menurunkan angka kesakitan bagi TB Paru sama HIV/AIDS,\" pungkasnya.

Tanpa Seizin Dewan

Menanggapi kebijakan Pemkot mengganti nama RSUD Kota Bengkulu menjadi RSHD tampaknya berbenturan dengan persepsi anggota DPRD kota. Pasalnya, pemberian nama tersebut dilakukan secara sepihak tanpa seizin atau koordinasi dengan dewan. Padahal, apapun yang berkenaan dengan aset daerah maka Pemkot wajib meminta persetujuan dari legislatif.

\"Nanti kita konsultasikan dengan anggota dewan lainnya untuk menyelesaikan persoalan tersebut, karena sangat riskan jika nama suatu aset yang sudah sangat dikenal masyarakat tiba-tiba diganti dengan nama HD, maka kita akan bawa ke ranah DPRD untuk dipelajari,\" kata Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota, Iswandi Ruslan SSos.

Pihaknya akan mempertanyakan kepada walikota dasar mengubah nama tersebut, sekaligus melihat kajian hukumnya seperti apa. Jangan sampai kebijakan kepala daerah ini justru menjadi tidak nyaman, apa lagi ada unsur-unsur politis di dalamnya.

\"Masyarakat sudah punya asumsi bahwa HD itu Helmi-Dedy, jangan sampai menimbulkan gejolak. Tapi kadang-kadang Pak Walikota kita sering melemparkan wacana sehingga pembicaraan beliau itu menjadi bahasan, nah ini hati-hati,\" tegas Iswandi yang juga Ketua DPC PKB Kota Bengkulu ini. (805)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: