Konsumsi BBM Diprediksi Naik 4 %

Konsumsi BBM Diprediksi Naik 4 %

Jelang Natal dan Tahun Baru

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - PT Pertamina (Persero) memprediksi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium selama Natal dan Tahun Baru akan mengalami kenaikan sekitar 4 persen dari konsumsi harian. Bahkan konsumsi BBM jenis solar diperkirakan naik 2 persen dibandingkan dengan kondisi normal.

Region Manager Communication & CSR PT Pertamina Sumatera Bagian Selatan, Rifky Rakhman Yusuf mengaku, akan menaikan konsumsi dari mulanya 266 Kilo Liter (KL) per hari menjadi 276 KL per hari. Sementara konsumsi harian BBM jenis solar akan meningkat sekitar 2 persen dibandingkan biasanya, dari 283 KL menjadi sekitar 288 KL. \"Puncak konsumsi diperkirakan terjadi pada 21 Desember 2018,\" kata Rifky, kemarin (27/11).

Meski begitu, Pertamina mengklaim BBM baik jenis solar maupun premium di Bengkulu aman hingga akhir tahun. Seperti diketahui, kuota solar untuk Provinsi Bengkulu pada tahun ini sebanyak 96.886 KL dan sampai dengan Oktober telah terealisasi sebanyak 80.503 KL dari kuota per Oktober sebanyak 80.694 KL. \"Dari angka tersebut berarti kuota solar bersubsidi masih ada,\" terang Rifky.

Selain itu, BBM jenis premium juga diklaim aman hingga akhir tahun, dimana kuota premium untuk Provinsi Bengkulu dalam tahun ini sebanyak 101.930 KL dan hingga Oktober 2018 realisasinya telah mencapai 71.301 KL, dari kuota premium per Oktober sebanyak 84.895 KL.

\"Kita meyakini kuota yang diberikan itu mencukupi hingga akhir tahun ini. Tapi kita harapkan para konsumen untuk mulai beralih ke BBM non subsidi, terutama masyarakat yang ekonominya sudah mampu, agar pendistribusian BBM bersubsidi tepat sasaran,\" tegasnya.

Untuk stok elpiji, Pertamina akan menyiapkan tambahan alokasi elpiji subsidi dan non-subsidi mencapai sekitar 3 persen dari normal. Guna memudahkan masyarakat memperoleh elpiji, Pertamina juga akan menyiagakan seluruh kantor wilayah pemasaran, baik di agen dan pangkalan. Di samping itu, Pertamina juga akan menyediakan Bright Gas 5,5 kilogram sebagai tambahan suplai elpiji rumah tangga.

\"Pasokan ditingkatkan melalui stock build up di SPPBE, penyiagaan SPPBE di Jalur Wisata dan daerah rawan kemacetan,\" katanya.

Demi menjamin kelancaran distribusi BBM dan elpiji di Provinsi Bengkulu selama Natal dan Tahun Baru, Pertamina juga telah membentuk satuan tugas. Tim tersebut mulai aktif bekerja pada 18 Desember 2018 hingga 7 Januari 2019. Bahkan Pertamina sudah melakukan evaluasi adanya peningkatan konsumsi BBM dan elpiji, serta memastikan ketersediaan dua komoditas itu bagi masyarakat selama Natal dan Tahun Baru.

\"Seperti tahun sebelumnya, kami juga telah menyiapkan berbagai langkah strategis guna mengantisipasi kelancaran pasokan BBM dan elpiji. Operasi itu akan difokuskan di wilayah yang menjadi titik konsentrasi Natal, titik jalur wisata dan titik jalur lintas mudik,\" tutupnya.(999)

Pembagian Zonasi Distribusi BBM

Sementara itui, mulai tahun depan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu akan memberlakukan zonasi distribusi bahan bakar minyak (BBM) disetiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU). Ada dua zonasi yang dirancang, yaitu zonasi SPBU yang dikhususkan untuk angkutan umum dan pribadi serta zonasi SPBU yang dikhususkan untuk kendaraan tambang, angkutan dan industri.

Kepala Biro Ekonomi Setda Provinsi Bengkulu, Anzori Tawakal mengatakan, pembagian zonasi ini menjadi langkah efektif untuk mengatasi antrian panjang kendaraan yang akan mengisi BBM ke SPBU di Provinsi Bengkulu. \"Rancangan ini sudah matang dan segera kita berlakukan,\" terang Anzori kepada Bengkulu Ekspress, kemarin (27/11).

Dijelaskannya, zonasi untuk angkutan umum dan pribadi ini diberlakukan bagi SPBU yang berada di wilayah Rawa Makmur, SPBU Km 6,5 dan SPBU Km 8. Lalu untuk zonasi angkutan barang, tambang dan industri, diberlakukan untuk SPBU Air Sebakul dan Pagar Dewa. \"Zonasi ini sudah dibahas dengan Polda. Nanti kita putuskan sama-sama,\" paparnya.

Terkait persetujuan dari pihak PT Pertamina sendiri, Ansori mengatakan, bahwa saat ini sudah mengantongi izin dari pihak PT Pertamina. Bahkan dari PT Pertamina siap untuk merealisasikan rencana tersebut. \"Pihak PT Pertamina juga tidak keberatan untuk merealisasikannya,\" tambah Ansori.

Tidak hanya untuk mengatur zonasi, pemprov juga sudah mengajukan untuk penambahaan distribusi BBM ke Provinsi Bengkulu. Usulan penambahaan itu, untuk BBM jenis solar dan BBM jenis premium. Untuk solar diusulakan bertambah dari 96 ribu ton KL menjadi 122 ribu ton KL. Sementara BBM jenis premium diusulkan bertambah dari 101 ribu ton KL menjadi 220 ribu ton KL. \"Plt Gubernur sudah berkirim surat langsung ke Pertamina untuk penambahaan kuota BBM itu,\" ungkapnya.

Menurut Ansori, kuota BBM yang ditambah itu sama dengan kuota BBM pada tahun 2017 lalu. Mengingat pada tahun 2017 lalu, tidak ada antrian panjang seperti tahun ini. Dari kuota yang cukup sedikit tahun 2018 ini, PT Pertamina hanya menghemat kuota BBM agar bisa sampai pada akhir tahun ini.  \"Pertamina ini jaga-jaga, agar BBM subsidi itu cukup sampai Desember,\" bebernya.

Tidak hanya masalah BBM saja, distribusi gas melon 3 kilogram juga saat ini banyak mengalami kendala. Pasalnya ditingkat masyarakat gas elpiji 3 kilo itu sudah mulai langkah. Bahkan untuk membeli gas elpiji isi ulang itu, bisa sampai Rp 27 ribu untuk di Kota Bengkulu. Ansori mengaku, masalah ini memang terjadi. Hal ini disebabkan masih adanya rumah makan yang menggunakan gas elpiji subsidi tersebut. \"Kita lihat, masih ada rumah makan yang memakai gas elpiji 3 kilo. Itu tidak boleh,\" ujarnya.

Untuk itu, nantinya pihak pemprov bersama PT Pertamina akan terjun ke lokasi, untuk melihat kondisi kelangkaan itu. Bahkan sidak-sidak juga akan dilakukan. Agar bisa menindak para rumah makan mewah menggunakan gas elpiji subsidi.  \"Harusnya pakai yang 5 kilo. Nanti tim akan turun melihat itu,\" tandas Ansori. (151)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: