OJK: Hadapi Perkembangan Teknologi dengan Sinergi
BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Sektor jasa keuangan sama halnya dengan sektor lain yaitu berperan besar dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi Nasional dan Daerah. Akan tetapi, saat ini berbagai tantangan tengah dihadapi sektor jasa keuangan diantaranya kemajuan teknologi. Menanggapi hal tersebut, seluruh stakeholders di industri jasa keuangan harus mampu menghadapi perkembangan dengan bergabung dan bersinergi.
\"Hal itu harus diantisipasi oleh para stakeholders di bidang jasa keuangan. Melalui kolaborasi (begabung), tantangan bisa diubah menjadi kesempatan, kerja sama antara para stakeholders akan sangat dibutuhkan,\" ujar Kepala OJK Provinsi Bengkulu, Yan Syafri pada Peringatan HUT ke-7 OJK di Kota Bengkulu, kemarin (22/11).
Dengan adanya kolaborasi antara lembaga jasa keuangan dan perusahaan financial technology (fintech), kemajuan industri keuangan di Indonesia pun akan berjalan dengan baik. Inovasi keuangan digital dari fintech tidak akan mematikan lembaga jasa keuangan konvensional, begitu pula sebaliknya.
\"Sebetulnya malah bisa disinergikan. Lembaga jasa keuangan, perusahaan efek, asuransi, untuk mencapai masyarakat yang jauh, mereka butuh biaya besar. Di situlah bisa dibangun kerja sama dengan fintech yang memiliki kemampuan jangkauan yang lebih luas untuk meminimalisir biaya,\" papar Yan.
Tidak hanya melakukan kolaborasi dan sinergis, menghadapi perkembangan teknologi, OJK pada 2018 ini telah melakukan pengawasan melalui dua indikator, yaitu melalui perilaku pasar (market conduct) dan peraturan kehati-hatian (prudential regulation).
Hal ini dilakukan untuk mencegah pelaku industri Fintech Peer to Peer (P2P) dalam mengatur dirinya sendiri, karena jika itu terjadi maka akan mengakibatkan risiko penipuan dana dan konsumen yang dirugikan. \"Penipuan dana memang tidak bisa diselesaikan dengan market conduct, harus dengan prudential regulation,\" kata Yan.
Melihat dua indikator di atas, OJK pun mengantisipasinya dengan memberlakukan persyaratan yang lebih ketat bagi para perusahaan Fintech P2P lending yang ingin beroperasi di Indonesia. Salah satunya adalah dengan meminta Standar Operasional Prosedur (SOP) yang mencakup bidang kelembagaan, pengelolaan bisnis dan risiko, pengelolaan platform dan risiko, perlindungan konsumen dan penanganan kepentingan nasional.
\"Semua itu, dilakukan guna mencegah hal yang tidak diinginkan dari perkembangan teknologi, semoga kehadiran OJK bisa menjaga stabilitas keuangan di Indonesia dan menjadikan industri jasa keuangan menjadi produktif dan efektif dalam pembangunan daerah,\" tutupnya.
Sementara itu, Plt Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah MMA mengaku, agar sebuah industri mampu menjadi produktif dan efektif dibutuhkan syarat yang jelas, instrumennya lengkap, dan sistem penyelenggaraan yang mumpuni. Jika hal tersebut dilakukan dengan baik, maka institusinya akan produktif dan efektif. \"Kalau kita lihat dari temanya \"Bersatu dan Sinergis\" maka dibutuhkan kerjasama antar seluruh pihak untuk dapat memecahkan masalah, jangan ada konflik kepentingan, tentu saja produktivitas akan terwujud,\" jelas Rohidin.
Begitu juga dalam menghadapi perkembangan teknologi, seluruh pihak harus bersatu dan bersinergi. Salah satunya dengan mengikuti perubahan yang cukup dinamis kedepan dimana perkembangan teknologi telah berubah begitu cepat. Oleh karena itu, dibutuhkan mental karyawan yang mumpuni untuk menghadapi itu semua, jika tidak maka akan tertinggal. \"OJK harus mampu memprediksi masa depan, dengan mempelajari perkembangan teknologi terkini, apalagi saat ini kita sedang menghadapi revolusi industri 4.0,\" terang Rohidin.
Oleh karena itu, ia berharap seluruh pihak di industri jasa keuangan perlu bekerja sama untuk menghadapi persaingan di revolusi industri 4.0 ke depannya. Persiapan menghadapi industri 4.0 harus menjadi prioritas utama. Bahkan saat ini telah banyak perusahaan melakukan perubahaan dengan memanfaatkan teknologi, mulai dari robotik, AI, dan Big Data. \"Kami mengajak para stakeholders untuk bekerja sama. Kalau tidak dihadapi bersama, tentu kita akan kalah bersaing dengan negara lain,\" tutupnya.(999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: