Petani Karet Makin Menjerit
BINTUHAN, Bengkulu Ekspress - Hujan deras yang terus mengguyur wilayah Kabupaten Kaur khususnya daerah sentra petani karet seperti Kecamatan Kaur Tengah dan Kina, membuat petani di kawasan tersebut makin menjerit. Sebab, petani di kawasan tersebut relatif menganggur karena tidak bisa menyadap getah karet lantaran hujan.“Kalau musim hujan ini otomatis karet tidak bisa disadap, dan juga dimusim hujan ini harga karet turun dari harga biasanya,” kata Taskan (45), salah seorang petani karet di Kecamatan Kinal, kemarin (20/11).
Dikatakan Taskan, dalam sepekan belakangan dirinya hanya bisa menderes atau menyadap karet dalam dua hari. Hal ini jelas mengurangi tingkat produksi karet yang ia hasilkan dan otomatis pula mengurangi pendapatan dirinya dari hasil menderes karet. Apalagi kini harga kebutuhan pokok yang naik itu, seperti beras, minyak goreng, gula dan barang pangan lainnya, terus merangkak naik. Akibatnya, petani kesulitan memenuhi kebutuhan hidup dari hasil menyadap karet.
“Harga jual karet basah sekarang hanya sebesar Rp 4 ribu per kilo. Sedangkan untuk karet kering harga jual sebesar Rp 5 ribu per kilo nya,” keluhnya.
Senada dikeluhkan Widi (42), salah satu penyadap karet di Kecamatan Kaur Tengah. Kondisi ekonomi keluarganya saat ini kian terpuruk. Hal itu akibat terus anjloknya harga penjualan karet. Kini para petani berharap bagi pihak terkait bisa membantu jangan sampai harga karet ini semakin murah.
Sehingga para petani karet tidak kesusahan dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari.“Kini karet susah disadap dan harganya pun tidak sebanding dengan kerja kita. kami minta harga karet ini kembali normal seperti biasanya,” harapnya. (618)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: