Hidup dengan Satu Ginjal, Ingin Hibahkan Tubuh
Butuh keberanian tinggi dan keikhlasan menjalani apa yang dilakoni Tukiman warga Unit 7 Kuro Tidur Desa Tanjung Anom Kecamatan Giri Mulya Kabupaten Bengkulu Utara. Ia rela melepas salah satu organ vitalnya. Ginjal. Lantas bagaimana kehidupannya dengan satu ginjal. Dan apa pula motivasinya?
ENDANG SUPRIHATIN,
Kota Bengkulu
Usianya kini menginjak 65 tahun. Terlihat tak ada yang berbeda dengan pesiunan guru sekolah dasar (SD) ini saat berkunjung ke Graha Pena Bengkulu Ekspress, kemarin (4/2). Senyumnya tetap mengembang, sekalipun guratan di wajahnya sudah terlihat jelas. Ternyata hampir genap setahun, Tukiman hidup dengan 1 ginjal. Satu organ vitalnya telah dilepas dan didonorkan untuk seseorang yang membutuhkan. Bukan materi yang membuat Tukiman menyerahkan salah ginjalnya. Melainkan panggilan hati untuk menolong sesama. Tukiman disambut ramah General Manager Bengkulu Ekspress, Sukatno SPd. Pria itu merupakan guru Sukatno semasa menimba ilmu di bangku sekolah dasar.
Bapak 3 anak ini pun menceritakan awal mula ia mendonorkan ginjalnya kepada Rusdi, orang yang tidak dikenalnya. Niatan mendonorkan ginjal muncul setelah ia gagal saat ingin mendonorkan matanya. \"Sebelumnya pernah berniat untuk mendonorkan bola matanya. Niatan itu muncul beberapa tahun silam. Tapi belum ada yang meminta. Padahal mencuat di majalah nasional,\" ujarnya.
Niatan untuk mendonorkan sebagian organ tubuhnya sangat kuat dan itu semata-mata agar bisa dimanfaatkan bagi orang lain. Apalagi setelah melihat pendonor ginjal yang tetap sehat tanpa kekurangan sedikitpun dalam segi kesehatan. \"Niatan saya itu untuk bisa menolong orang lain, \" tegasnya.
Keinginannya Tukiman ternyata terkabul. Setelah memasuki masa pensiun tepatnya di usia ke 64 tahun, ada tokoh masyarakat yang juga menjabat Wakil Bupati Mukomuko menelepon dan menemuinya di rumah. Ia dan Wabup Mukomuko terlibat pembicaraan mengenai rencana donor ginjal. Istrinya Darwanti Ningsih ikut mendengarkan rencana tersebut. \"Ada sedikitnya lima orang yang ke rumah. Salah satunya Wabub Mukomuko, \" terangnya.
Kurang lebih satu jam perbincangan itu berlangsung, di akhir perbincangan Tukiman diminta untuk mendonorkan ginjal. Ia pun merespon walaupun tak tahu siapa gerangan penerima donor tersebut.\"Saya diminta siap-siap untuk berangkat,\" tuturnya.
Selang satu pekan dari pertemuan itu, ia diajak dan dikenalkan dengan Rusdi warga asli Yogjakarta, Jawa tengah. Rusdi merupakan penerima ginjal. Menurut Tukiman, Rusdi terlihat baik dan santun.
Satu pekan kemudian, tepatnya 29 Januari 2012, Tukiman diajak untuk kontrol kesehatan di Laboratorium, RS M Nur Yogjakarta. Hasilnya ginjal Tukiman dinyatakan sehat.\"Saya memang tidak pernah berobat dan jarang sakit,\" ucapnya.
Pun telah dinyatakan sehat, kemudian Rusdi seperti kurang percaya dan tak menginginkan melaksanakan transpalansi itu dilakukan di RS M Nur. Rusdi kemudian mengajak Tukiman terbang ke Jakarta.\"Saya hanya mengikutinya. Akhirnya kami melaksanakan operasi transplantasi ginjal di RS PGI Cikini, Jakarta,\" katanya lagi.
Di rumah sakit ini, kesehatan Tukiman kembali dicek. Butuh waktu sepekan lagi untuk mendapatkan hasil pemeriksaannya. Sekitar 15 Februari 2012, dokter ginjalnya sehat dan siap untuk ditrasnplantasi. \"Saya tidak takut, justru semakin cepat tindakan trasnplantasi dilakukan semakin baik \" katanya.
Rencana donor ginjal ini memang tak diberitahukannya kepada ketiga anaknya. Hanya sang istri Darwanti Ningsih yang mengetahui. Namun ketiga anaknya tetap diberitahu sehari jelang transplantasi. \"Saya operasi trasnplantasi ginjal tanggal 18 Februari. Dan sehari sebelumnya saya baru ngomong sama anak saya yang ada di Jakarta, kalau besok transplantasi ginjal dan akan dioperasi,\" kenangnya.
Pelaksanaan transplantasi berjalan lancar. Ia diberitahu bahwa ginjal bagian kirinya telah ditempelkan kepada Rusdi. Saat ditanyakan dokter bagaimana kondisinya apakah mual, pusing dan lainnya. Ia justru merasa tak ada yang berubah dengan dirinya. Masih sama seperti sebelum operasi.\"Tidak ada rasa kehilangan sedikitpun. Juga stamina,\" katanya.
Keikhlasnya mendonorkan ternyata menuai berkah. Sekalipun tidak ada perjanjian akan imbalan, ternyata Rusdi penerima ginjal berencana lain. Rusdi memberikan Tukiman lahan perkebunan seluas 2 hektar. Saat ini lahan itu menumpang kebutuhan keluarga Tukiman. Selain itu Tukiman tetap membuka praktik urut di kediamannya.
Tanggal 18 Februari mendatang, tepat setahun Tukiman pascaoperasi ginjal. Sampai saat ini ia belum merasakan sakit ataupun keluhan lain. Rutinitasnya pun tak ada yang berubah. Namun dirinya memang mengkonsumsi air mineral yang cukup agar tubuhnya tetap sehat.\"Belum saya cek lagi ke dokter. Soalnya saya tidak merasa sakit atau ada keluhan lain,\" ujarnya.
Tukiman masih menyimpan keinginan untuk bisa menyumbangkan organ tubuhnya yang lain untuk bisa dimanfaatkan masyarakat yang membutuhkan. Mulai mata, hati dan jantungnya. \"Saya berniat jika saya meninggal, tubuh saya ini rela untuk disumbangkan ke rumah sakit, dan bisa dimanfaatkan. Dari pada tubuh ini dikuburkan dan membusuk,\" imbuhnya.(**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: