Pedagang dan Loket Bus Protes

Pedagang dan Loket Bus Protes

CURUP, Bengkulu Ekspress - Para pegadang dan loket bus yang ada di kawasan Terminal Simpang Nangka Kota Curup, melakukan protes terhadap pengelola terminal pada Rabu (17/10) pagi. Protes tersebut dipicu karena pengelola terminal melakukan pemutusan sepihak terhadap aliran listrik ke kios para pedagang dan loket bus antar kota antar provinsi.

Edi Podomoro yang merupakan agen Putra Simas mengaku pemutusan aliran listrik tersebut sudah dilakukan pengelolan Terminal Tipe A Simpang Nangka Kota Curup tersebut sejak Selasa (16/10) kemarin. \"Kami tidak tahu penyebabnya, tiba-tiba aliran listrik sudah dipadamkan,\" sampai Edi.

Edi mengaku keberadaan, jaringan listrik tersebut menurutnya sangat dibutuhkan baik pengelola loket bus maupun para pedagang di kawasan tersebut. Karena dengan listrik para pedagang bisa memasak baik untuk menyeduh kopi maupun sejumlah makanan cepat saji lainnya,\" jelas Edi.

Akibat pemutusan adanya pemutusan yang diduga sepihak oleh pengelola Terminal Tipe A Simpang Nangka tersebut, Edi bersama sejumlah agen perwakilan bus dan pedagang mendatangi pengelola Terminal Simpang Nangka Kota Curup.

Dalam pertemuan yang digelar disalah satu ruangan milik terminal, sejumlah pedagang dan agen perwakilan bus sempat bersitegang dengan Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Tipe A Simpang Nangka Arrozi El Fakhri, meskipun tidak terjadi kontak fisik.

Dalam pertemuan tersebut, para perwakilan pedagang dan agen perwakilan bus tak hanya menyampaikan keluhan terkait dengan diputuskannya aliran listrik, namun meminta pihak pengelola terminal untuk menertibkan agen-agen bus dan travel yang ada di luar terminal, karena menurutnya hal tersebut berdampak pada sepinya Terminal Simpang Nangka. Selain itu, mereka juga meminta agar pengelola Terminal Simpang Nangka mengizinkan penyelenggara balap motor untuk menggunakan terminal Simpang Nangka terlebih lagi saat ini Rejang Lebong belum memiliki sirkuit permanen. Menyikapi atas sejumlah tuntutan pedagang dan agen perwakilan bus AKAP tersebut, Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Tipe A Simpang Nangka Arrozi El Fakhri menjelaskan, pemutusan aliran listrik tersebut tidak mereka lakukan secara sepihak, karena sebelumnya pihak terminal telah mengundang pedagang dan agen perwakilan bus AKAP untuk bertemu, namun mereka tidak datang.

\"Sebelumnya kami sudah mengundang pedagang maupun agen dari bus-bus yang ada diterminal ini, namun mereka tidak ada yang datang,\" aku Arrozi.

Dijelaskan Arrozi, diputuskannya aliran listrik ke kios pada pedagang maupun loket perwakilan bus, berdasarkan petunjuk dari Kementerian Perhubungan yang saat ini membawahi Terminal Simpang Nangka.Dimana, berdasarkan petunjuk dari Kementerian Perhubungan, para pedagang dan loket perwakilan bus harus membayar sendiri listrik yang mereka gunakan. Karena menurut Arrozi selama ini yang membayarkan listrik adalah pihak terminal. Kemudian menurut Arrozi selama ini, baik para pedagang maupun loket bus tidak pernah membayar uang listrik, bahkan untuk uang sewa kios saja tidak ada, yang ada menurut Arrozi adalah iuran sukarela untuk kebersihan.

\"Selama ini kami diamkan saja dan kami tutup-tutupi ke kementerian namun saat ini sudah tahu, sehingga kami tidak bisa menutup-tutupinya,\" sampai Arrozi.

Namun setelah adanya protes dari pedagang dan loket perwakilan bus tersebut, Arozzi mengaku akan langsung mengalirkan kembali listrik ke kios-kios yang ada di Terminal Simpang Nangka. Hanya saja dalam waktu dekat ini ia akan mengundang kembali para pedagang maupun loket atau agen perwakilan bus untuk duduk bersama guna membahas terkait dengan pembayaran listrik.\"Nanti kita akan kumpulkan lagi, apakah solusinya kita pasang meteran satu-satu di setiap kios atau ada langkah lain,\" terang Arrozi.

Terkait dengan penertiban dari agen-agen bus dan travel yang ada diluar terminal, Arrozi mengaku pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait terlebih dahulu. Karena menurutnya mereka tidak memiliki kewenangan untuk menertibkan di luar kawasan terminal, karena untuk di luar terminal menjadi kewenangan dari pemerintah daerah.\"Kalau untuk lokasi balap, kami siap mengajukan izinnya ke atasan kalau ada permintaan, tapi yang kami larang adalah balap liar, sehingga di beberapa titik terminal kami pasang pembatas,\" terang Arrozi.

Di sisi lain, Edi Podomoro mengaku, karena tidak puas atas kepemimpinan Arrozi di terminal Simpang Nangka Kota Curup tersebut, pihaknya akan mengirim surat ke Kementerian Perhubungan untuk meminta pergantian koordinator Terminal Simpang Nangka.(251)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: