Harga Saham Diprediksi Meningkat
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Kabar gembira bagi masyarakat Bengkulu karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk berinvestasi dalam saham. Berdasarkan data dari analis saham, hingga akhir tahun 2018 harga saham akan meningkat cukup baik hingga 90 persen.
Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi Bengkulu, Bayu Saputra mengatakan, saat ini merupakan waktu yang paling tepat untuk membeli saham. Karena berdasarkan data analis saham, hampir setiap akhir tahun harga saham selalu naik mencapai 90 persen.
\"Jadi kalau tidak invest dari sekarang maka Desember 2018 udah terlambat,\" kata Bayu Saputra usai menghadiri Pelantikan Pengurus MES Provinsi Bengkulu, kemarin (4/10).
Kesempatan tersebut dilakukan mengingat harga saham saat ini hampir semuanya mengalami penurunan akibat perang dagang antara China dan Amerika yang berimbas pada pelemahan nilai rupiah. Sehingga membuat beberapa industri yang mengandalkan impor dan ekspor harus menahan kerugian yang cukup besar.\"Meski rugi dilaba, akan tetapi perusahaan tersebut likuiditasnya masih kuat sehingga pasti harga sahamnya akan kembali naik,\" terang Bayu.
Selain itu, beberapa analis saham juga memprediksi harga saham akan selalu naik pada saat mendekati Pemilihan Presiden (Pilpres). Bahkan setiap selesai Pilpres harga saham selalu naik rata-rata dari statistik angka kenaikan mencapai 50 persen.
\"Ini kesempatan yang cukup baik, akhir tahun harga saham naik dan mendekati Pilpres juga akan kembali naik, masyarakat harus memanfaatkan kesempatan ini,\" imbuh Bayu.
Peluang lainnya yang akan meningkatkan harga saham yaitu beberapa Industri sedang melakukan konsolisadi seperti perusahaan pertambangan emas Freeford akan dikonsolidasi dengan perusahaan Antam. Sehingga Industri pertambang dan manufakturing akan mengerek nilai rupiah semakin kuat.\"Saat ini baru mau mulai, harga sahamnya masih murah dan nanti kalau sudah berjalan maka harga sahamnya akan semakin menjulang tinggi,\" jelas Bayu.
Analis Indo Premier Sekuritas, Joey Faustian mengatakan, secara fundamental emiten di BEI masih cukup baik. Saham perbankan masih bisa diakumulasi beli, apalagi kapitalisasi pasar emiten bank masih cukup baik. Ia menyarankan beli saham BBRI dan BBCA. \"Target harga akhir tahun BBRI di Rp 4.530 dan BBCA Rp 27.600 per saham,\" terang Joey.
Selain itu, saham-saham komoditas juga menarik dibeli saat harga murah, seperti UNTR. Karena harga komoditas masih positif dan berpotensi merangkak naik. \"Target harga akhir tahun UNTR di Rp 41.100,\" imbuh Joey.
Selain itu, Ia menyebutkan, di tengah pasar koreksi, investor bisa bermain aman pada saham-saham LQ45 dan sektor komoditas.\"Pekan ini, investor bisa cicil beli SRIl, SSMS, LSIP, TBLA,\" sarannya.
Meski harganya sudah turun signifikan, analis menilai bisnis emiten ini masih prospektif. Investor bisa mulai beli saham yang cenderung defensif. Selain itu, saham sektor komoditas masih bagus, terutama LSIP. \"Karena agrikultur merupakan sektor terkuat kemarin. Juga ada sentimen kebijakan biodiesel (B20), jadi masih ada ruang penguatan saham LSIP saya menargetkan LSIP akhir tahun ini di level Rp 1.500,\" tutupnya.(999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: