Bertebaran Spanduk Propaganda Tegakkan Khilafah
Polda Bengkulu: Tenang, Jangan Takut
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Tersebarnya beberapa spanduk propaganda bertuliskan ajakan membangun gerakan Khilafah Islamiyah dibeberapa titik di wilayah Kota Bengkulu seperti kawasan GOR Sawah Lebar, kawasan UNIB Belakang dan di sekitar kawasan Pantai Panjang Bengkulu membuat sebagian warga Kota Bengkulu resah. Bahkan di salah satu spanduk itu memuat tulisan Hizbut Tahir Indonesia (HTI). Sebuah organisasi yang telah dilarang dan dibekukan oleh Pemerintah RI. Selain itu, ada juga spanduk bertuliskan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Provinsi Bengkulu.
Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Drs Coki Manurung SH MHum melalui Kabid Humas AKBP Sudarno SSos MH mengatakan, spanduk yang sempat terpasang sudah diturunkan dan sedang dilakukan penyelidikan oleh pihak Polda dan Polres Bengkulu terkait siapa pembuat dan pemasang spanduk tersebut.
\"Spanduk-spanduk tersebut sudah dilepaskan oleh anggota Polres Bengkulu dan Polsek jajaran, yang jelas pihaknya akan mendalami maksud dan tujuan dari pemasangan spanduk tersebut yang sempat membuat resah masyarakat Bengkulu ini dengan maksud tertentu,\" terang Kabid Humas Polda Bengkulu, AKBP Sudarno SSos MH kepada BE, kemarin (31/8/2018).
Selain itu, Sudarno juga mengimbau kepada usaha digital printing agar tidak memenuhi permintaan cetak spanduk yang berisi ajakan yang melanggar hukum atau provokatif serta SARA seperti ini.
\"Bagi masyarakat agar tidak usah resah dan tetap jaga Keamanan, ketertiban masyakarat (Kamtibmas) dan bila ada kejadian serupa atau bila mengetahui siapa yang memasang beritahukan kepada petugas kepolisian agar kita bisa lebih cepat diambil tindakan,\" ucapnya.
Ia mengatakan, pihaknya juga akan melakukan pemantauan CCTV di wilayah tersebut, untuk mengetahui siapa yang melakukan pemasangan spanduk itu sehingga jika sudah diketahui orangnya bisa dilakukan pemeriksaan terkait tujuan dan maksudnya.
\"Kita masih melakukan penyelidikan dengan memeriksa saksi sekitar lokasi spanduk, atau memeriksan CCTV jika di lokasi itu ada, yang terpenting sekarang ini masyarakat jangan terpancing terkait persoalan itu, tetap tenang karena kita (Polisi, red) akan menelusuri siapa orang dibalik kasus ini,\" tutupnya.
Bukan Kerja Spontanitas
Sementara itu, berdasarkan pengamat politik Universitas Bengkulu, Azhar Marwan, mengatakan spanduk itu sama dengan surat kaleng. Sebab tidak diketahui siapa yang membuat dan yang menyebarkannya. Ini membuat aparat keamanan harus bekerja ekstra untuk membongkar motif dari penyebaran spanduk gelap tersebut yang dilakukan oleh oknum yang tak bertanggungjawab itu tidak dilakukan secara spontan.
\"Dalam teori propaganda, hal ini jelas bukan kerja spontanitas. Tapi sudah dirancang dan dilakukan secara terstruktur serta terorganisir,\" jelasnya.
Tujuan dari upaya propaganda ini, lanjutnya ingin menguntungkan suatu pihak dan merugikan pihak yang lain. \"Tinggal dilihat siapa pihak yang akan diuntungkan dan dirugikan dalam kasus ini,” lanjutnya.
Jika ditinjau dari tipologi propaganda yang dilakukan oknum tersebut kata Azhar, masuk dalam tipologi abuabu. Artinya, bisa pura-pura bersahabat padahal musuh. \"Dalam teori propaganda tipologi abu-abu ini sangat bisa berbahaya,\" terangnya saat itu.
Berkaitan Dengan Pilpres 2019
Saat disinggung apakah munculnya spanduk gelap khilafah ada kaitannya dengan Pilpres yang akan berlangsung tahun depan yakni 2019, Azhar tak menapik kemungkinan itu. Menurutnya kisruh perpolitikan yang terjadi di nasional bisa mewarnai perpolitikan di daerah.
\"Begitu juga sebaliknya. Perpolitikan yang ada di daerah bisa juga mewarnai perpolitikan nasional,\" tutupnya.
Sementara itu, Kepala Kesbangpol Provinsi Bengkulu, Farid Abdullah mengatakan, pihaknya belum mendapatkan laporan resmi dari Kesbangpol Kota Bengkulu. Sehingga pihaknya tidak mengetahui rencana dipasang dan siapa yang memasang spanduk itu.
\"Kita masing nunggu dulu laporan tertulis dari Kesbangpol Kota. Jadi kita belum tau soal itu,\" terang Farid kepada Bengkulu Ekspress, kemarin (31/8/2018).
Indikasi dan maksud pemasangan spanduk tersebut, pihaknya tidak mau menerka-nerka sebelum ada laporan resmi dari Kesbangpol kota. Sebab, laporan awal yang ia terima hanya spanduk itu dipasang oleh kelompok radikal yang diduga dari JAD Provinsi Bengkulu. \"Info awal dari JAD. Tapi kita belum tau pasti,\" tambahnya.
Sesuai dengan pengawasan, Farid mengatakan, pihaknya terus melakukan pengawasan. Namun tidak semua pengawasan itu dapat terjangkau oleh pihaknya. Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, tim Densus 88 melakukan penangkapan terduga teroris di Kota Bengkulu, pihaknya tidak bisa memantu seperti yang dilakukan oleh tim Densus 88. \"Pengawasan kita lakukan, tapi tidak seperti Densus 88,\" papar Farid.
Dalam pengawasan tentu akan berkoordinasi dengan pihak Kesbangpol kabupaten/kota. Ketika telah ada laporan, maka Kebangpol Provinsi akan melakukan pelaporan kepada Plt Gubernur. Laporan yang ia dapat tentu akan dikoordinasikan dengan pihak Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Baru nanti kesimpulannya akan diberikan oleh Plt Gubernur Bengkulu, sebagai laporan. \"Teknisnya seperti itu pengawasan kita,\" terangnya.
Sejauh ini, Farid menuturkan, di Bengkulu diklaimnya tidak ada ormas ataupun kelompok lain yang masuk kategori radikal maupun jaringan ISIS. Hanya saja, yang sudah terindikasi oleh pihak keamanan, biasanya kelompok itu baru masuk Bengkulu. Untuk ia pastikan, Bengkulu masih aman dari ganguan teroris.
\"Tidak ada ormas yang berpaham radikal di Bengkulu. Jadi kita pastikan Bengkulu ini masih aman. Untuk masyarakat tidak perlu harus terprovokasi apapun dan merasa khawatir. Pihak keamanan juga terus berkerja dan kita akan terus melakukan pengawasan,\" tandas Rarid. (151/529)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: