Jajanan Sekolah Diteliti
BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bengkulu bekerjasama dengan BPOM Bengkulu mendatangi beberapa sekolah untuk meneliti jajanan yang disajikan di setiap kantin, kemarin (1/8). Hal ini sebagai antisipasi sekaligus upaya pengawasan terhadap makanan berbahaya, dengan cara mengambil sample untuk dilakukan uji laboratorium.
\"Kita melakukan upaya inspeksi mendadak untuk meneliti jajanan anak-anak, apakah berbahaya atau tidak. Kita tunggu hasil laboratorium,\" kata Kepala Disperindag Kota Bengkulu, Hj Dewi Dharma MSi saat sidak ke SMPN 18 Kota Bengkulu, kemarin (1/8).
Saat memasuki kantin sekolah, beberapa petugas langsung meminta beberapa jenis makanan yang disajikan, seperti gorengan, saos, kuah, dan beberapa makanan olahan. Dalam jenis makanan ini, biasanya beberapa oknum sengaja mencampurkan pengawet secara berlebihan, termasuk menggunakan pewarna tekstil/pewarna kain, dan juga campuran borax. Oknum yang menggunakan komposisi ini biasanya untuk menarik perhatian pembeli, karena dengan bahan-bahan tersebut mempengaruhi tampilan makanan menjadi lebih segar, cerah, dan lebih lezat.
Akan tetapi, mengandung zat sangat berbahaya dan akan berdampak terhadap kesehatan orang yang mengkonsumsinya. \"Sepanjang melakukan pengawasan jajanan sekolah ini, pernah kita temukan kasus, tetapi masih kita berikan toleransi karena mereka ada alasan tertentu memakai bahan itu. Seperti pewarna minuman yang memang kapasitasnya masih batas wajar,\" bebernya.
Untuk mengetahui hasilnya, memerlukan waktu beberapa hari dan Disperindag akan menunggu rekomendasi dari BPOM. Jika dalam hasil tersebut ditemukan zat berbahaya, maka Disperindag akan memberikan sanksi tegas kepada penjual jajanan itu, seperti melarang untuk berdagang lagi, bahkan sanksi berat pelaku bisa dikenakan sanksi kurungan penjara dan denda sesuai yang diatur dalam Undang-undang perlindungan konsumen.
\"Kita memberikan teguran sekaligus merekomendasikan kepala sekolah untuk melarang pedagang tersebut berjualan di sekolah, dan selanjut kita akan awasi terus supaya tidak ada lagi bahan makanan berbahaya,\" tegas Dewi. (805)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: