Enggano Lumpuh BBM dan Beras Kosong

Enggano Lumpuh BBM dan Beras Kosong

BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Sudah lebih dari dua minggu belakangan ini, transportasi jalur laut Bengkulu-Pulau Enggano terputus. Hal itu dikarenakan Kapal Feri Pulo Tello milik PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Bengkulu tidak bisa bersandar ke Pulau Enggano lantaran cuaca buruk sehingga menyebabkan ekonomi masyarakat menjadi lumpuh.

Camat Enggano, Marlansius SSos mengaku, akibat kondisi cuaca buruk yang terjadi diperairan Bengkulu dan Enggano menyebabkan Kapal Feri sulit berlayar. Bahkan permasalahan ini membuat hasil perkebunan masyarakat tidak bisa dibawa keluar pulau.  \"Akibatnya hasil perkebunan seperti pisang dibiarkan membusuk begitu saja,\" kata Marlan, kemarin (19/7).

Meskipun Enggano memiliki transportasi udara, ia mengaku tidak seluruh produk hasil perkebunan mampu dibawa lewat jalur udara. Karena membutuhkan ongkos yang tidak sedikit jika harus melalui jalur udara. \"Tidak mungkin kebutuhan pokok maupun hasil perkebunan dibawa pakai pesawat, mahal ongkosnya,\" imbuh Marlan.

Pihaknya berharap semoga kondisi ini dapat cepat berlalu karena bukan hanya hasil perkebunan yang sulit dibawa keluar pulau, melainkan BBM di pulau juga sudah tidak ada lagi. Untuk itu pihaknya hanya bisa pasrah hingga menunggu cuaca membaik. \"Kami hanya bisa menunggu keadaan cuaca kembali membaik,\" tukasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Apoho Kecamatan Enggano, Redi Khaitora mengatakan, bukan hanya sektor perkebunan dan kelangkaan BBM, bahkan beberapa komoditas seperti beras juga ikut mengalami kelangkaan. Hampir diseluruh warung dan kios di Enggano saat ini tidak ada lagi menyimpan lagi stok beras.

\"Kami saat ini kesulitan beras, sementara banyak warga butuh makan, alhasil hanya makan dari hasil kebun seperti pisang dan singkong,\" ujar Redi.

Redi mengaku, buruknya cuaca membawa dampak yang cukup besar bagi masyarakat yang berada di pulau terluar ini. Bukan hanya persoalan ekonomi, pendidikan pun ikut terganggu. Banyak anak kesulitan pergi kesekolah lantaran BBM sudah kosong hingga menyebabkan harus berjalan kaki puluhan kilometer. \"Semoga cuaca segera membaik dan kapal bisa kembali berlayar ke Enggano sehingga kebutuhan pokok dan BBM bisa segera terpenuhi,\" tutupnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Syahbandar dan Operasional Pelabuhan (KSOP) Pulau Baai Bengkulu, Junaidin mengatakan, pihaknya menunda keberangkatan kapal angkutan penumpang ke Enggano sampai 20 atau 21 Juli 2018. Sebab saat ini peraian Enggano ketinggian ombak telah mencapai 6 meter.

\"Dengan ketinggian ombak seperti itu, kapal 1.500 GT juga berbahaya. Apalagi hanya sekelas kapal feri dan perintis, kita tidak berani memberikan izin berlayar,\" kata Junaidin.

Dijelaskannya, tidak ada kapal penumpang yang berangkat ke Enggano karena sangat berbahaya. Warga juga sudah tahu kalau kapal ditunda keberangkatannya. Karena sudah diumumkan. Sehingga ada juga penumpang yang menunggu di pelabuhan.  \"Lebih baik kita bersabar menunggu cuaca menjadi Iebih baik. Kalau ada kapal yang nekat berangkat, saya rasa tidak ada. Kita ke Enggano itu hanya ada dua kapal yakni kapal Sabuk Nusantara dan Kapal Pulo Tello,\" tutupnya.(999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: