ADU STRATEGI BEREBUT KURSI Caleg Tak Cukup Modal Nekat

ADU STRATEGI  BEREBUT KURSI Caleg Tak Cukup Modal Nekat

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Menjadi anggota dewan memang diimpikan oleh semua orang. Disamping bisa memperjuangakan aspirasi masyarakat, menjadi anggota dewan juga akan mendapatkan pendapatan berlimpah. Baik dari gaji dewan, tunjangan hingga pendapatan lainnya.

Total tunjangan dan gaji saja untuk DPRD Provinsi, bisa sampai Rp 40 juta hingga Rp 60 juta perbulannya.  Hal ini mendorong ratusan hingga ribuan orang berbondong-bodong untuk menjadi bakal calon legislatif (bacaleg), yang akan digelar pada Pemilihaan Umum (Pemilu) tahun depan. Seperti bacaleg DPRD Provinsi Bengkulu saja, ada 642 orang bacelag yang didaftarkan oleh 16 partai politik (parpol) ke Komisi Pemilihaan Umum (KPU) Provinsi. Dari 642 orang itu, 380 orang laki-laki dan 262 orang bacaleg perempuan.

Adu nasib jadi wakil rakyat, tentu menjadi pertaruhaan setiap bacaleg. Konsekunsinya siap menang dan siap kalah. Tentu untuk mendulang kemenangan, berbagai strategi politik akan dilakukan. Salah satu Bacaleg muda DPRD Provinsi dapil Kota Bengkulu dari PAN, Dempo Xler mengatakan, strategi yang dilakukan tidak hanya modal materi saja yang harus disiapkan. Tapi yang lebih terpenting, modal jaringan, modal pembangunan kaderisasi, modal dalam kemampuan memobilisasi massa, hingga modal kepercayaan masyarakat, itu menjadi modal utama yang harus dimiliki oleh bacaleg. Mengingat akan ada ratusan bacaleg yang akan merebutkan 45 kursi empuk di DPRD Provinsi Bengkulu.

\"Modal materi itu bukan segalanya. Tapi modal kemampuan secara individu untuk memperjuangakan hak-hak rakyat itu yang paling utama,\" tegas Dempo.

Menurutnya, bacaleg yang akan bertempur mendulang suara pada pemilu 2019 tidak hanya dari kalangan muda, tapi juga dari kalangan politisi senor juga ikut berlaga. Hal itu tidak menjadi kekhawatiran caleg-caleg dengan muka baru untuk mengungguli bacaleg yang lebih senior. \"Yang muda sekarang harus ambil peran, tapi tetap memberikan ruang untuk yang senior,\" tambahnya. Dari PAN yang maju ke DPRD Provinsi, menurut Dempo, hampir 70 persen itu dari kalangan muda. Ada yang baru berumur 22 tahun dan ada yang sudah diangka 50 tahun. Rata-rata orang yang dicalonkan itu datang dari permintaan masyarakat.

Dempo mencontohkan seperti Zacky Antoni, yang berasal dari kalangan wartawan sekaligus Ketua PWI Provinsi itu, dicalonkan masyarakat, lantaran banyak masyarakat mengingingkan adanya pemekaran baru Kabupaten Rejang Lebong menjadi Kabupaten Lembak. \"Ini juga diminta dari masyarakat. Karena masyarakat menginginkan Kabupaten Lembak. PAN menangkap itu, untuk ikut memperjuangkan,\" tutur Dempo yang saat ini berusia 32 tahun.

Sementara dari politisi senior, Mulyadi Usman yang kembali maju menjadi anggota DPRD Provinsi dapil Bengkulu Selatan - Kaur dari Partai Golkar, juga mengaku siap memang dan siap kalah. Strategi yang dipakai, dengan bergotong royong. Karena di Partai Golkar sudah menyepakati untuk bersama-sama memangkan satu sama lain. \"Sistem kita dengan cara gotong royong. Jadi tidak menentukan siapa yang akan duduk tapi ikut berjuang bersama-sama,\" terang Mulyadi yang saat ini sudah mengijak usia 65 tahun.

Baginya sebagai politisi senior, tetap akan berjuang keras mendulang suara. Dengan menghimpun jaringan lama, untuk bisa tetap solid. Termasuk tim-tim keluarga juga akan digelarkan. Terkait modal, Mulyadi juga tidak terlalu mengedepankan modal materi. Tapi modal itu tetap harus dipersiapkan. \"Kalau modal meteri itu tidak menjadi utama. Tapi kekuatan jaringan itu juga menjadi modal utama,\" tambahnya.

Meski demikian, Mulyadi menyerahkan pilihan itu kepada masyarakat, sebagai pemilik hak suara. Sebab memang dan kalahnya caleg itu ada ditangan masyarakat. \"Silahkan masyarakat menilai secara sendiri figur-figur caleg yang ada . Tentukan pilihaan itu menjadi pilihan terbaik,\" pungkas Mulyadi.

Pengamat Politik dan Komunikasi dari Universitas Bengkulu (UNIB), Drs Azhar Marwan MSi mengatakan, menjadi caleg memang tidak mudah. Disamping harus memenuhi syarat yang ditetapkan oleh PKPU, caleg juga harus memahami apa yang menjadi tugas wakil rakyat. Modal nekat dan memaksakan nasib, juga tidak jadi patokan untuk bisa duduk di kursi empuk DPRD Provinsi. Karena starategi politik yang matang, baik dari caleg maupun parpol juga menjadi kunci penting meraup kemenangan. \"Persaingan sangat banyak sekali. Baik dari calegnya, mapun parpolnya. Jadi tidak bisa hanya modal nekat,\" terang Azhar kepada Bengkulu Ekspress.

Disamping itu menurut Azhar, banyaknya caleg yang didaftarkan parpol, juga akan membuat masyarakat sebagai pemegang hal pilih menjadi bingung. Mengingat ada ratusan hingga ribuan caleg yang harus dipilih. Sebab dalam pemilu serentak, tidak hanya anggota DPRD Provinsi saja, tapi anggota DPRD Kabupaten/kota juga akan dipilih.

Termasuk anggota DPR RI, DPD RI hingga pemilihaan presiden (pilres) juga serentak untuk dipilih. \"Jadi memang luar bisa pada pemilu tahun depan. Karena masyarakat disajikan banyak caleg dan bisa dipastikan masyarakat akan bingung untuk memilih,\" tuturnya.

Bingungnya masyarakat memilih ini, karena masyarakat harus mencari satu persatu caleg yang akan dipilih. Baik itu letaknya, fotonya, maupun nama caleg yang akan dipilih. Bisa saja, dengan bingung masyarakat, maka banyak surat suara yang rusak, hingga golputnya masyarakat dalam memilih. \"Itu semua harus dihafal. Bisa saja, masyarakat ingat partainya tidak ingat caleg yang akan dipilih, begitupun sebaliknya. Ingat orangnya, tapi tidak tau dimana letaknya. Akhirnya lama di dalam TPS, merasa malu dan memilih dengan sembarangan hingga merusak surat suara,\" papar Azhar.

Termasuk strategi parpol juga harus bekerja keras untuk meraup suara dimasyarakat. Karena tugas parpol, bisa mensosialisasikan partainya maupun calegnya. Sebab, parpol saat ini banyak kader baru yang direkrut secara dadakan untuk dicalonkan. Sehingga banyak masyarakat tidak mengetahui caleg mana yang benar-benar bisa dipilih.

\"Parpol harus kerja keras untuk mengenalkan calegnya. Jika tidak maka banyak masyarakat tidak akan tau yang akan dipilih,\" tegasnya.

Begitupun dengan penyelenggaran pemilu, khususnya KPU juga harus gencar mensosialisaikan kepada masyarakat. Sehingga surat suara tidak banyak rusak dan masyarakat tidak banyak golpot untuk menentukan pilihaan. \"Pemilu tahun 2019 memang semua pihak harus kerja keras,\" tambah Azhar.(151)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: