Jadi Pengumpul Batu

Jadi Pengumpul Batu

KEPAHIANG, Bengkulu Ekspress - Minimnya hasil panen kopi tahun ini, membuat para petani harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebab, hasil menjual kopi kering tak bisa bertahan hingga panen tahun depan tiba. Sehingga banyak para petani beralih menjadi pengumpul batu dan kuli bangunan.

Seperti diungkapkan Pudin (44), petani kopi Rimbo Donok Desa Taba Air Pauh Kecamatan Tebat Karai yang harus berjibaku dengan tumpukan batu gunung tak jauh dari kebun miliknya setiap hari.

\"Kalu tidak kerja lain bagaimana mau mencari uang, hasil panen sudah habis uangnya untuk biaya sekolah anak,\" ujarnya, kemarin (16/7).

Ia mengatakan, hasil mengumpulkan batu lumayan menjanjikan. Karena setiap minggunya bisa menghasilkan uang hingga Rp 400 ribu tergantung dengan jumlah batu yang terjual.

\"Makanya kita berharap jual batu gunung ini tidak dipersulit dengan izin ini itu, sebab sekarang melungguk (Mengumpulkan, red) batu gunung jadi sampingan kita-kita petani kalau sudah musim panen,\" ucapnya.

Serupa disampaiakn Iwan. Dijelaskannya, jika sehari-harinya mengumpulkan batu gunung untuk mencari nafkah sejak akhir bulan Mei lalu. \"Kalau ditanya dilema atau nggak, ya bagi saya juga dilema, sebab kalau kita selalu mengumpulkan batu tentunya pembersihan kebun jadi terbengkalai. Sedangkan jika kita berhenti kumpulkan batu untuk bersihkan kebun bisa-bisa nggak makan,\" ucap Iwan.Yudi (40), seorang pengumpul batu mengatakan, dalam sehari bisa 7 dump truk masuk untuk membeli batu gunung.\"Cukup laris pak untuk batu, dalam sehari bisa 6 sampai 7 dump truk, tetapi memang belum setiap hari ramainnya pembeli batu gunung,\" ungkapnya.

Ia mengatakan, jika batu gungung dikawasan Rimbo Donok bukan hanya batu untuk pondasi rumah dengan ukuran sedang. Namun ada juga batu gajah dengan ukuran sangat besar. \"Ada batu gajah bahkan besarnya bisa seukuran rumah perumnas, \" kata Yudi.

Sukir (38), seorang pengelola tambang batu mengatakan, akses penjualan batu sangat lancar. Sehingga diharapkan pemerintah daerah dapat memfasilitasi pemasaran agar peminat batu bisa lebih banyak. \"Harapan kita batu kita bukan hanya untuk pribadi bangunan rumah, tetapi bisa sekala besar yaitu perusahaan,\" ucap Sekir. (320)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: