Angkut Batu Bara Pakai Jalan Khusus

Angkut Batu Bara Pakai Jalan Khusus

BENGKULU, BE - Pengusaha batubara diminta untuk membuat jalan khusus truk batu bara.  Karena transportasi batubara sering mengakibatkan kerusakan jalan dan kecelakaan dengan korban masyarakat.  \"Hendaknya angkutan kendaraan batubara harus membuat jalan khusus transportasi batubara, sehingga kemacetan di jalan umum dan kerusakan jalan mampu diminimalisir,\" kata Kepala Dishubkominfo Provinsi Drs Eko Agusrianto, kemarin.

Ia mengatakan, selama ini jalur khusus sudah diatur oleh gubernur melalui Pergub. Tetapi belum dilaksanakan dengan baik. \"Ke depan Pergub akan diperkuat didalam Perda,\" katanya.

Sedangkan, kalangan pengusaha tambang batu bara menyatakan keberatan jika diwajibkan untuk membuat jalan khusus mengangkut hasil tambang.  \"Kalau harus membuat jalan sendiri mulai dari lokasi tambang ke pelabuhan terlalu berat,\" kata Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Batu bara Bengkulu (APBB)  Syafran Junaidi.

Menurutnya, jika perusahaan tidak mampu membangun jalan khusus perlu dicari solusi lain seperti membatasi tonase dan memberikan bantuan dana perbaikan jalan.  \"Kalau membuat jalan sendiri, saya ragu ada perusahaan tambang yang sanggup,\" katanya.

Menurutnya, dari 20 perusahaan tambang batu bara yang sudah melakukan eksploitasi  hanya sanggup membangun jalan tambang. Jalan tambang artinya jalan yang dibangun dari lokasi penambangan menuju jalan utama untuk membawa hasil tambang ke penampungan di areal Pelabuhan Pulau Baai. \"Kalau untuk di Bengkulu masih sulit di wujudkan,\" katanya.

Ketua Pansus Raperda tentang pengelolaan mineral dan pertambangan batu bara DPRD Provinsi Bengkulu Firdaus Djaelani mengatakan jika perusahaan tambang tidak mampu membangun jalan khusus maka harus mematuhi tonase sesuai kelas jalan.  \"Karena daerah dirugikan dengan jalan rusak akibat kendaraan angkut batu bara yang melebihi tonase,\" katanya.

Selain itu kata dia, belum ada kompensasi khusus dari pengusaha tambang batu bara yang menggunakan jalan umum. Padahal, negara dan daerah mengeluarkan dana yang cukup besar untuk perbaikan jalan rusak. \"Jangan sampai investasi ini merugikan daerah, bukannya menguntungkan,\" tambahnya.(100)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: