MANNA, Bengkulu Ekspress– Petugas Penjaga Pintu Air (PPA) di Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu saat ini resah. Pasalnya, sudah 5 bulan ini mereka belum gajian. Padahal saat ini sudah mendekati hari raya idul fitri.
“Sejak Januari hingga saat ini kami belum gajian,” kata Yahudin, salah satu PPA di Kecamatan Seginim.
Yahudin mengatakan, sebelumnya, para PPA se Bengkulu Selatan Provinsi Bengkuluyang jumlahnya lebih dari 100 orang, selalu menerima honor setiap bulan tepat waktu. Namun sejak UPTD PPA dihapuskan, mereka akhirnya menjadi korban. Sebab belum juga menerima gaji. “ Hari raya sudah dekat, tapi gaji belum juga kami terima,” keluhnya.
Selain mengeluhkan gaji yang belum turun, Yahudin juga mengeluhkan fasilitas para PPA yang sangat minim seperti jas hujan, lampu senter hingga kendaraan dinas. Sehingga ketika air irigasi meluap atau mengalami kerusakan, pihaknya sering lambat sampai ke lokasi. Akibatnya pihaknya menjadi sasaran kemarahan petani. Dirinya berharap, ada bantuan fasilitas bagi PPA. “ Kami selama ini minim fasilitas, kami harap ke depan ada tambahan fasilitas bagi PPA,” harap Yahudin.
Atas keluhan dari para PPA tersebut, kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Ir Silustero mengaku prihatin. Padahal PPA ini merupakan ujung tombak ketersediaan air bagi petani. Hanya, sambung Silus, keterlambatan pencairan honorer PPA ini disebabkan oleh penghapusan UPTD. Namun demikian, dirinya memastikan akan membayar honorer PPA tersebut. “ Penyebab keterlambatan pembayaran honor PPA ini karena penghapusan UPTD,” ujarnya.
Silus menjelaskan, sejak UPTD dihapuskan, pihaknya belum mempunyai dasar atau acuan untuk penyaluran honorer PPA. Padahal uang tersebut ada dalam dalam kegiatan rutin. Namun dirinya memastikan, akan mencarikan solusi sehingga dalam waktu dekat ini honorer PPA dapat segera disalurkan.
“ Kami akan carikan solusinya agar honorer PPA dapat segera disalurkan,” imbuhnya.
Selain itu, sambung Silus, terkait minimnya fasilitas yang di butuhkan para petugas PPA, dirinya berjanji akan menyiapkan berbagai kebutuhan yang diperlukan, seperti Jas hujan, sepatu, senter dan kebutuhan-kebuthan yang mendasar lainnya. Bahkan dirinya akan mengupayakan kendaraan dinas bagi PPA. Sehingga mereka bisa maksimal dalam menjalankan tugas.’ “Apa yang menjadi keluhan PPA, akan saya upakan untuk dicarikan solusinya,” demikian Silustero. (369)