Pengerukan Alur Pelabuhan Molor

Senin 21-05-2018,11:10 WIB
Reporter : Redaksi Terkini
Editor : Redaksi Terkini

BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Kendati pihak PT. Pelindo II Cabang Bengkulu Provinsi Bengkulu telah mengganti kapal keruk alur Pelabuhaan Pulau Baai dengan kapal yang lebih besar, namun rencana pengerukan itu dipastikan akan molor dari target selesai 90 hari ke depan. Sebab, kapal keruk itu masih dalam proses pemesanan oleh PT RUKINDO (Pengerukan Indonesia) yang sudah bekerjasama dengan PT Pelindo untuk mengeruk alur pelabuhan tersebut.

Proyek Manager PT RUKINDO, Nevi Indra mengatakan, proses pemesan itu membutuhkan waktu sekitar 2 bulan hingga kapal tersebut sampai di Bengkulu Provinsi Bengkulu .

\"Kapal keruk ini dari Swedia. Jadi, prosesnya sampai 2 bulan, karena di jalan saja sudah lama dari Swedia,\" terang Nevi kepada Bengkulu Ekspress, kemarin (20/5).

Dijelaskannya, untuk mengeruk alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu Provinsi Bengkulu memang dibutuhkan kapal keruk lebih besar. Tidak seperti sebelumnya, kapal keruk jenis Trailing Suction Hoper Dreger (TSHD) kapasitas 4.000 M3. Sehingga tidak mampu mengeruk alur pelabuhaan yang dipenuhi pasir padat itu. \"Tekstur pasir di alur pelabuhaan itu sangat padat dan kencang sekali pertumbuhaannya. Jadi memang butuh kapal lebih besar,\" terangnya.

Nevi mengatakan, kapal keruk yang akan didatangkan dari Swedia ini bernama Kapal Dleveros. Sebelumnya kapal keruk ini sudah pernah datang ke Bengkulu Provinsi Bengkulu  untuk mengeruk alur pelabuhan.  Nevi menegaskan, nantinya kapal ini akan mengeruk alur pelabuhan sampai dengan target 10 LWS dari kondisi kedalaman saat ini yang hanya 5,6 LWS.

\"Target kita tetap 10 LWS. Jika nanti memang melebihi dari kontrak 90 hari, bisa ditambah lagi,\" beber Nevi.

Sementara itu, General Manager (GM) PT Pelindo II Bengkulu Provinsi Bengkulu , Hambar Wiyadi mengatakan, meski kapal pengganti belum datang, pengerukan masih dilakukan dengan kapal keruk yang ada. Sehingga langkah ini bisa mengurangi alur yang terus mengalami pendangkalan. \"Panambahan kapal keruk tetap dilakukan. Sebelum datang, kita optimalkan dulu kapal yang ada,\" terang Hambar.

Dijelaskannya, penambahan kapal keruk itu memang harus dilakukan. Mengingat saat ini kondisi alur telah membuat kapal-kapal besar tidak bisa masuk. Seperti kapal pengangkut peti kemas Meratus dan kapal-kapal besar pengangkut batu bara. Selain itu, ada juga kapal pengangkut material pembangunan PLTU di Pelabuhaan Pulau Baai Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu juga sudah berlayar dari China. Minimal, kapal besar itu bisa masuk pelabuhan dengan kedalaman alur minus 7 LWS. Termasuk kapal-kapal dari Jepang juga sudah mulai berkomunikasi untuk masuk pelabuhaan.  \"Kapal-kapal besar memang sudah menunggu untuk masuk. Jadi, kita minta untuk dipercepat pengerukannya,\" pungkasnya. (151)

Tags :
Kategori :

Terkait