BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Meski sudah memasuki Ramadhan, harga daging ayam potong di sejumlah pasar di Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu masih cukup tinggi yakni bertahan diangka Rp 45.000 per Kg. Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan Dinas Peridustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu pun diabaikan pedagang.
Kepala Disperindag Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu, Hj Dewi Dharma SSos mengatakan, pihaknya sudah meminta peternak dan pedagang besar agar tidak memainkan harga dan menjualnya dengan harga kesepakatan yang sudah ditetapkan sebesar Rp 32.000 per Kg.
\"Harga daging ayam di pasaran memang masih cukup tinggi, padahal seharusnya sesuai harga eceran tertinggi (HET) dan tidak boleh melebihi Rp 32.000 per Kg,\" ujar Dewi, Kamis (17/5).
Ia menegaskan, jika masih ada para pedagang besar ayam potong yang memainkan harga sehingga harga daging ayam terus melambung, maka pihaknya akan melakukan tindakan tegas.
\"Kita harus menghormati kesepakatan kita untuk penetapan harga daging ayam sesuai dengan harga tertinggi Rp 32.000/kg, jika masih ada pedagang besar yang mempermainkan harga maka kami tidak akan segan-segan mengambil tindakan tegas dan memberikan sanksi,\" tukas Dewi.
Sementara itu, salah seorang pedagang daging ayam di Pasar Panorama Bengkulu, Sulaiman (48) mengaku, memang harga ayam potong masih tinggi mencapai Rp 45.000 per Kg. Sedangkan stoknya juga cukup banyak, karena pasokan dari peternak ke pedagang berjalan lancar. \"Kami tidak mengetahui mengapa harga ayam potong di Bengkulu terus naik selama Ramadan, padahal stoknya banyak,\" ujar Sulaiman.
Ia juga mengaku keberatan dengan tingginya harga ayam potong karena menyebabkan permintaan dari konsumen terus berkurang. Hal ini bahkan menyebabkan omset turun hingga 50 persen dari biasanya.
\"Selama ini, dalam satu hari saya bisa menjual ayam sampai 80 Kg, tapi sejak harganya naik paling banyak hanya 40 Kg saja. Jadi, kami para pedagang juga merasa dirugikan karena kenaikan harga ini membuat omset kami berkurang drastis. Kami harap pemerintah bisa mengatasi tingginya harga ayam ini,\" tutup Sulaiman.
Hal senada disampaikan Samsudin (35), pedagang ayam potong lainnya. Samsudin mengatakan, sejak harga ayam potong melambung, pelangganya banyak yang mengurangi pembelian dari biasanya sehingga pengahsilannya ikut menurun. \"Kenaikan harga terjadi di pedagang besar, padahal ini bukan kemauan kami karena secara langsung mengurangi omset dan penghasilan kami,\" singkat Samsudin.(999)