BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Dalam rangka memperingati Hari Kartini, komunitas women preneur Bengkulu menggelar seminar kewirausahaan bertemakan \"Women preneur Tangguh di zaman Now\" menghadirkan dua pengusaha perempuan Indonesia yang sukses.
Acara berlangsung di gedung serba guna Pemda Provinsi, dengan menghadirkan tiga narasumber, Redia Frisna Rista Owner restoran O\'Chicken, Ika Kartika, Pemilik KéKé Busana serta perwakilan dari Bank Indonesia, Rachmad Tony.
Kegiatan yang dihadiri ratusan womenpreneur baik mahasiswa maupun pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Bengkulu. Dalam pemaparanya, Redia Frisna Rista, menuturkan dalam bisnis kita harus memulai dari tujuan dan target apa yang kita inginkan, buatlah dengan cara menulis kelebihan produk, mengetahui bagaimana cara berjualan, mengetahui siapa yang beli dan siapa yang bisa bantu kita jualan.
Diakui tidak semua bisnis berjalan lancar, kalau tidak laku, apa yang harus dilakukan, maka perlu menggunakan pemasaran, bisa menggunakan media atau bisa dilakukan dengan cara membuat pelanggan puas. \"Contoh seorang yang cerewet bukan ditinggalkan, justru pelanggan seperti ini perlu dilayani dengan profesional, setelah pelanggan terpuaskan maka ia akan menceritakan kepada semua orang yang akan menjadi jalan bagi kita untuk mendapat pelanggan yang baru,\" katanya.
\"Ibu yang cerewet adalah seorang marketing yang bagus, kita harus layani dengan trik yg profesional, karena ini pelanggan yang akan menghadirkan pelanggan-pelanggan baru, \" cetusnya.
Lalu bagaimana dengan modal, kompetisi sainganya siapa, dan berapa pemasukan. Disini pelaku bisnis diperlukan patner yang harus digandeng, mulai pemilik modal dan distributor. Sementara itu Ika Kartika pemilik Keke Busana ini menegaskan, bahwa menjadi women preneur harus memiliki tujuan dalam usahanya, ciptaan produk yang memiliki banyak manfaat bagi orang banyak, jujur, dan tidak mudah lelah atau putus asa.
Dalam usaha, tidak ada sampingan, harus dikerjakan fokus. Harus tahan bnating dan siap jatuh bangun untuk mengembangkan modal. \"Bisnis bukan keturunan dari ortu,tapi sanggup bekerja keras dan harus tahan banting. Pembina Komunitas Womenpreneur Hj.Septy Yuslinah S,Sos sangat mengapresiasi kegiatan ini yang diikuti para ibu-ibu dan mahasiswi, dan sangat disuport oleh Plt Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah. Dengan inspirasi yang disampaikan para pemateri memberikan motivasi para pengusaha muda baru, walau tanpa modal masih bisa untuk berwirausaha. \" Kita harus berkorban, berjuang dan jatuh bangun, dengan keuletan ini maka kedepan kita akan sukses, \" jelasnya.
Tidak ada yang membatasi perempuan menjadi sukses dibidang bisnis, perempuan-perempuan bengkulu bukan hanya sebagai membantu ekonomi keluarga tapi bisa memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya, tanpa mengenal tingkat pendidikan. \"Perempuan-perempuan Bengkulu bisa memberikan manfaat bagi keluarga juga dilingkungan masyarakatnya, \" cetusnya.
Sementara itu Ketua Panitia Pelaksana, Dwi Oktarini menuturkan, seminar kewirausahaan dengan momen hari kartini sebagai sosok perempuan Indonesia, di era saat ini perempuan bisa mandiri untuk membantu perekonomian keluarga. \"Komunitas kita banyak menemukan perempuan yang womenpreneur, dan seminar ini mengajak womenpreneur supaya naik kelas, tidak hanya menjadi UMKM terus melainkan bisa menjadi pengusaha yang sukses, \" katanya.
Dikesempatan ini kita diajarkan bagaimana kita mengetahui bisnis kita, bagaimana langkah kita supaya bisnis bisa berkembang, dengan memanfaatkan jaringan media sosial dan mengikuti perkembangan zaman saat ini. \" Kalau mau bisnis bertahan, kita harus mau belajar \" tutupnya. (247)