Sudah Pakai Jas, Batal Dimutasi

Rabu 30-01-2013,10:48 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Seorang  pejabat eselon IV  protes karena tidak diikutsertakan dalam mutasi serentak pejabat eselon II, III dan IV di Lingkungan Pemerintah Provinsi. Padahal, dia sudah mendapat undangan untuk mengikuti mutasi.  Tapi, saat registrasi, namanya justru tidak ada. Tanpa sungkan, ia langsung menghadap Sekretaris Provinsi (Sekprov) Drs H Asnawi A Lamat MSi yang memasuki ruangan lokasi mutasi.   Dia mempertanyakan adanya undangan mutasi namun ternyata tidak masuk dalam daftar mutasi.

Dengan nada emosi, pria yang ternyata diketahui sudah mendekati masa pensiun itu, meminta pejabat Badan Kepegawaian Daerah (BKD) untuk meminta maaf.  Dengan nada mengancam, akan membuat kacau jalannya mutasi. Kejadian tersebut disaksikan oleh ratusan pejabat lainnnya yang akan dimutasi.

Setelah salah seorang pejabat BKD mengakui telah terjadi kesalahan dalam membuat surat,  dan bersedia meminta maaf, dia kemudian meniggalkan lokasi. Sekprov Drs H Asnawi A Lamat MSi membenarkan kejadian tersebut. \"Tadi ada teman kita yang batal ikut mutasi.  Teman kita itu datang, karena ada undangannya. Tapi setelah dicek, tidak masuk dalam daftar.

Kejadian ini sepele, tapi sangat fatal.  Dapat menyebabkan dampak  tidak baik.  Ini dampak mutasi yang terlalu banyak, kita harap kedepan tidak terjadi lagi mis komunikasi ini,\" katanya.

Sebanyak 293 pejabat melaksanakan sumpah jabatan.  Ruangan nyaris tidak muat, sehingga pejabat yang mengikuti mutasi berdesak-desakan. Mereka-pun cuma berdiri saat Sekprov menyampaikan sambutan. Asnawi mengatakan, mutasi yang dilakukan secara serentak tersebut diakui tidak efektif. Namun, mutasi sebanyak 293 yang dilakukan serentak kali ini tidak bisa dihindari.

Karena tidak terlepas dari mutasi tahun 2011 lalu, yang mempengaruhi kekosongan jabatan eselon III dan IV dan mutasi eselon III  akhir Desember lalu. Selain itu, banyak posisi yang ditinggalkan karena pejabat yang bersangkutan memasuki masa pensiun.

\"Ke depan mutasi seperti ini tidak akan terjadi lagi. Jika ada kekosongan jabatan, karena pensiun atau pindah tugas, maka penggantinya akan langsung dilantik, meskipun satu orang,\" katanya.

Karena, lanjut Asnawi, mutasi yang dilakukan serentak justru mengganggu kinerja.   \"Kita ke depan menginginkan kinerja dapat terus berkesinambungan. Ini juga sudah disampaikan oleh gubernur, agar setiap kekosongan jabatan tetap diisi,\" katanya.

Asnawi mengatakan bisa saja mutasi seperti hal tersebut dapat dilakukan lagi dalam beberapa bulan ke depan. Sebab ada surat-surat masuk yang menolak atau meminta pergantian. \"Ini sangat memprihatinkan berarti dispilin pegawai kurang. Kinerjanya juga kurang,\" katanya.

Sebab itu ia mengatakan akan terus melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja jajarannya. Sehingga kededepan diharapkan tidak akan terjadi masalah yang menyebabkan kinerja tidak efektif.

Dalam mutasi yang dilaksanakan Pukul 16.00 WIB tersebut, hanya ada 1 eselon II yang ikut dimutasi, yaitu Colendri dari Sekretaris Bappeda Provinsi diangkat menjadi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), sedangkan Plt Kepala BPBD Risono memasuki masa pensiun.

\"Kepala BPBD kita prioritaskan, karena kita minta menyelesaikan PR-PR (Pekerjaan Rumah) yang harus dilanjutnya, misalnya penuntasan gudang bencana dan program-program penanggulangan bencana lainnya,\" kata Asnawi.

Lalu, bagaimana dengan Plt Kadis Pekerjaan Umum (PU) Provinsi? Asnawi mengatakan belum bisa diserentakkan, karena mutasi terbanyak ini dinilai kurang efektif.  \"Sedangkan BPBD mendesak, tapi kalau PU nanti kita lihat waktu lain,\" katanya. (100)

Tags :
Kategori :

Terkait