HULU PALIK, Bengkulu Ekspress - Wakil Bupati (Wabup) Bengkulu Utara (BU), Arie Septia Adinata SE mendatangi kediaman Eni Mulyanti (36), penderita kanker payudara stadium 4 di Desa Kota Lekat Kecamatan Hulu Palik. Kunjungan ini dilakukan lantaran Wabup ingin melihat kondisi Eni secara langsung.
‘’Memang saya dapat informasi dari warga. Kemudian, ada warga yang datang ke kediaman (Rumah Dinas, red) membawa proposal dan meminta sumbangan. Karena prihatin atas hal ini, saya langsung turun melihat kondisi salah seorang warga Kabupaten Bengkulu Utara yang menderita kanker payudara ini,’’ ujar Wabup kepada Bengkulu Ekspress, kemarin (4/4).
Wabup mengaku sangat prihatin melihat kondisi Eni. Apalagi, Eni menderita kanker sejak 9 bulan yang lalu. Akibatnya, Eni terpaksa berobat ke Palembang setiap 18 hari. Selain itu, Eni juga telah menjalani berbagai pengobatan di berbagai rumah sakit (RS).
‘’Sakit itu sudah dialaminya (Eni, red) sejak 9 bulan terakhir ini. Memang kita sangat prihatin melihat kondisi itu,’’ ungkapnya. Wabup juga menyampaikan, selain sakit yang dialami Eni, keadaan rumah dan ekonomi keluarga Eni juga sangat memprihatinkan. Untuk itu, ia berkoordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk membantu meringankan beban tersebut.
‘’Saya akan tindaklanjut ke Dinsos dan Dinkes. Apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah, harus dapat membantu kondisi warga yang membutuhkan seperti ini,’’ terangnya. Dalam kunjungan blusukan itu, Wabup yang menggunakan baju batik berwarna hitam putih terlihat sangat membaur dan berkomunikasi cukup lama dengan korban dan keluarga lainnya. Bahkan, Wabup juga sempat memberikan bantuan untuk meringankan beban keluarga Eni. Turut hadir Camat Hulu Palik, Darmawan SSos Kades Kota Lekat, BPD dan perangkat desa setempat dalam kesempatan itu.
‘’Kita selaku Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara mendoakan agar Eni dapat sembuh dan keluarga dapat diberikan kesabaran dalam menghadapi cobaan berat itu,’’ tuturnya. Suami Eni, Juhardi (43) yang bekerja sebagai penjual gas keliling memohon bantuan dari semua para dermawan. Karena, seluruh harta yang berharga sudah dijual untuk kebutuhan sang istri. Untuk itu, ia mengaku sangat kebingungan guna kelanjutan pengobatan sang istri kedepannya.
‘’Istri saya mempunyai keinginan dan semangat yang sangat kuat untuk sembuh. Itulah yang menjadi semangat bagi saya, bagaimanapun caranya saya masih tetap semangat untuk membawa istri berobat,’’ paparnya. Ia menceritakan, sebelum mengalami sakit, sang istri berjualan di kantin SDN 161 Bengkulu Utara. Bahkan, pekerjaan itu sudah dijalani sang istri sejak tahun 2006. Untuk itu, sang istri ingin sekali kembali berjualan.
‘’Apapun akan saya lakukan agar istri dapat sembuh. Istri juga mempunyai keinginan dapat kembali berjualan di sekolah,’’ pungkasnya.(816)