Belasan Warga Trans Jual Murah Rumah dan Tanah Garapan

Selasa 29-01-2013,18:30 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BUR, BE - Beberpa unit rumah serta tanah yang diperuntukkan bagi warga trans pada program Transmigrasi Swadaya Mandiri (TSM) Rejang Lebong yang berlokasi di Desa Bandung Marga, Bermani Ulu Raya (BUR) diduga diperjualbelikan.

Setidaknya sudah tiga unit rumah yang dijual dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 25 juta hingga Rp 18 juta per unitnya. \"Rumah ini saya beli beserta lahan pertanian seluas 2 hektar dan perabotannya seharga Rp 25 juta dari tangan Samian, warga Transmigrasi asal Jakarta,\" ujar Ju, salah satu pembeli asal Lampung, ditemui wartawan Minggu (27/01).

Ju mengaku, rumah yang saat ini ditempatinya tersebut telah dibeli sejak 5 bulan yang lalu. Bahkan ada 2 rumah lainnya yang sudah dijual oleh warga trans ini, diantaranya nomor 41, 40, dan 43. \"Kalau pemiliknya sudah pada pulang lagi ke daerah asal mereka di Jakarta, dengan alasan tidak bisa lagi menyambung hidup dengan kondisi lahan pertanian yang dikelolanya,\" ujar Ju.

Dijelaskan Ju, total rumah yang akan dijual sebanyak 17 unit dari 50 unit rumah transmigrasi yang ada di lokasi transmigrasi Bandung Marga tersebut. Dalam waktu dekat, kemungkinan akan ada 2 rumah lagi yang akan dijual, yaitu rumah nomor 5 dan rumah nomor 7, juga seharga 25 juta.

\"Kami beli dengan sertifikatnya lengkap, baik sertifikat rumah maupun sertifikat lahan pertaniannya,\" ujar Ju Terkait hal itu, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Sosnakertrans) Rejang Lebong, Bambang Irawan SH melalui Kabid Transmigrasi, Ir Nur menegaskan, jual beli rumah yang diperuntukkan bagi warga trans tersebut tidak dibenarkan. \"Saya belum tahu jika ada rumah yang dijualbelikan oleh warga transmigrasi tersebut. tetapi jika benar ada maka itu tidak diperbolehkan,\" ujar Nur.

Dijelaskan Nur, rumah dan tanah tersebut merupakan aset milik warga transmigrasi. Jikapun akan dipindahtangankan sifatnya tidak diperjualbelikan, melainkan dialihtangankan kepada keluarga yang bersangkutan. Itupun harus diketahui oleh kepala desa setempat dan Dinas Sosnakertrans. \"Kalau dijualbelikan kepada orang lain, jelas tidak boleh,\" kata Nur.

Pantauan wartawan, sejumlah rumah tarnsmigrasi di Desa Bandung Marga terlihat sepi dan tidak terurus, kondisi rumah dipenuhi semak belukar seperti ditelantarkan.

Putu (40) salah satu warga di Trans Bandung Marga mengungkapkan, total warga trans di Desa Bandung Marga berjumlah 50 kepala keluarga. \"Semuanya merantau, ada yang ke Lubuklinggau, Jambi, Bengkulu dan Palembang untuk bekerja. Pergi bersama keluarga, ada juga yang meninggalkan keluarga di lokasi trans Bandung Marga untuk mencari uang,\" kata Putu.

Jika tidak seperti itu, sambung Putu, warga trans di Bandung Marga tidak bisa menyambung hidup. \"Di sini susah, mau bertani banyak hama babi bahkan lokasi kebun jauh dijangkau. Sedangkan warga trans dituntut mandiri untuk menyambung hidup, makanya mereka banyak yang merantau meninggalkan lokasi trans. Kami sudah 3 tahun di lokasi trans ini tidak bisa berkembang kalau tetap mengandalkan pertanian,\" ungkap Putu, warga trans asal Bali. (999)

Tags :
Kategori :

Terkait