Terancam Kekurangan BBM Subsidi

Jumat 09-03-2018,12:00 WIB

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Pemerintah pusat mulai mengurangi subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM), terutama untuk stok BBM jenis premium. Tahun 2018 ini, Bengkulu pun terancam mengalami kekurangan stok BBM jenis premium tersebut, karena hanya diberikan 101.928 kiloliter dalam setahun. Kekurangan pasokan tersebut tidak hanya terjadi untuk premium, tapi juga BBM jenis solar.

Manager Region Communication & Relations Sumbagsel, Hermansyah Y Nasroen mengaku, pihaknya sudah melakukan antisipasi agar tidak terjadi kekurangan dengan membatasi pasokan ke berbagai SPBU.

\"Kami akan mengurangi atau membatasi penyaluran ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), baik Solar dan Premium agar stok cukup,\" ujar Hermansyah, kemarin (8/3).

Untuk BBM premium, pasokannya diatur pemerintah paling banyak 16 ton per hari di setiap SPBU. Bahkan, ada yang hanya 8 ton, Hal ini dimaksudkan agar stok tersebut mencukupi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun.

\"Kalau tidak dibatasi, maka ditakutkan akan terjadi kekurangan stok di Bengkulu khususnya premium,\" lanjut Hermansyah. Untuk kuota solar tahun 2017 sebanyak 113.086 KL. Sedangkan untuk 2018 ini bisa berkurang atau bertambah, namun masih menunggu kepastian karena kuotanya belum ada.

\"Untuk solar karena kuota belum ada, kita salurkan ke SPBU terbatas. Yakni 8 ton dan paling banyak 16 ton per hari,\" sambung Hermansyah.

Untuk solar, hingga saat ini belum ada regulasi baru yang menyatakan kendaraan dinas dan angkutan di atas roda 6 tidak boleh menggunakannya. Termasuk angkutan pertambangan, perkebunan dan CPO lainnya.

\"Kami masih memberlakukan aturan lama, dan kami juga akan menyalurkan BBM sesuai dengan ketentuan maksimal penyaluran. Kita sudah antisipasi dengan menyalurkan BBM non subsidi seperti Pertalite, Pertamax dan Pertamina Dex untuk mengatasi kalau premium habis. Kemudian untuk solar juga aka ada Dexlite. Kuotanya memang tidak dibatasi. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan terjadi kelangkaan BBM,” jelasnya.

Diakui Hermansyah, untuk harga memang non subsidi akan terjadi penyesuaian sewaktu waktu sesuai perubahan harga minyak dunia dan nilai tukar dolar. Sedangkan untuk BBM subsidi seperti solar dan premium penentuan harga ada di pemerintah pusat. \"Harga BBM nonsubsidi mengikuti harga minyak dunia dan tidak diatur pemerintah seperti prmeium,\" ujarnya.

Saat ini, pengguna BBM non subsidi sudah meningkat 60 persen, jadi pihaknya berharap meskipun terbatas masyarakat bisa beralih ke BBM non subsisi, dimana kualitasnya juga lebih baik dan harganya juga tidak terlalu berbeda jauh.

\"Kami sarankan untuk beralih ke BBM nonsubsidi karena kualitasnya lebih baik dan kuotanya juga tidak dibatasi,\" tukas Hermansyah. Sementara itu, Kepala ESDM Provinsi Bengkulu, Ir Ahyan Endu mengatakan, permasalahan kuota BBM adalah kebijakan dari pemerintah pusat. Ia berharap masyarakat bisa menggunakan BBM non subsidi seperti Pertalite, Pertamax dan Pertamina Dex untuk mengatasi saat stok premium habis.

\"Kami sarankan masyarakat beralih ke BBM yang berkualitas jika memang stok premium tidak mencukupi dan masyarakat tidak perlu khawatir,\" tukas Ahyan.(999)

Tags :
Kategori :

Terkait