Terkendala Transportasi
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bengkulu bekerjasama dengan PMI Bandung untuk persediaan darah di Kota Bengkulu yang selalu mengalami defisit. Namun sayangnya, kerjasama ini masih terkendala transportasi maskapai penerbangan yang tidak melayani penerbangan langsung dari Bandung ke Bengkulu. Kepala Divisi Transfusi PMI Kota Bengkulu, dr Annelin Kurniati SpPD mengungkapkan, kerjasama ini dilakukan karena PMI di Kota Bandung memiliki stok darah berlebih, untuk itu PMI Kota Bengkulu bekerjasama dengan PMI Bandung karena stok darah di Bengkulu tidak mencukupi kebutuhan.
\"Kami adakan kerjasama dengan PMI Bandung untuk pengadaan stok darah karena mereka memiliki stok yang berlebih,\" ujar Annelin kemarin (1/3). Namun sayangnya kerjasama ini masih terkendala dengan maskapai penerbangan. Seperti diketahui, saat ini belum ada penerbangan langsung dari Bandung menuju Bengkulu, sehingga pasokan kiriman darah menjadi terkendala.
\"Penerbangan langsung Bandung-Bengkulu belum ada, jadi kerjasama ini masih terhambat dan belum maksimal,\" lanjut Annelin. Terkait permasalah tersebut, pihaknya sudah pernah melakukan kerjasama dengan maskapai Express Air tetapi hingga saat ini belum ada kelanjutan. Padahal rencananya PMI Bengkulu akan meminta sekitar 1.000 kantong darah perbulan untuk memenuhi seluruh kebutuhan akan darah di seluruh Rumah Sakit (RS) di Kota Bengkulu.
\"Kami sudah bekerjasama dengan Express Air, namun hingga kini belum ada kejelasan padahal kebutuhan darah ini mendesak,\" jelas Annelin. Seperti diketahui, dalam satu bulan seluruh RS di Kota Bengkulu membutuhkan darah sekitar 1.000 kantong tetapi hanya mampu terealisasi sekitar 800 kantong untuk berbagai pasien. Oleh karenanya, kerjasama ini sebenarnya sangat mendesak dan sangat dibutuhkan.
\"Tingkat kebutuhan darah disetiap rumah sakit sekitar 30 sampai 50 persen perbulan. Permintaan ini belum dapat dipenuhi, sementara kerjasama ini masih tersendat,\" lanjut Annelin.
Dalam satu tahun Bengkulu membutuhkan darah sebanyak 11.000 kantong darah. mengingat kebutuhannya darah yang cukup tinggi, karena Bengkulu masih defisit darah sekitar 2.000 kantong sehingga dibutuhkan kerjasama dengan kota lainnya.
\"Kami kerap melakukan aksi donor darah di berbagai acara dan kegiatan baik yang dilakukan oleh instansi vertikal maupun Pemda. Kami juga menjalin kerjasama dengan PMI di kota lain, namun kendala maskapai ini masih menjadi kendala utama,\" tutur Annelin.
Permintaan darah di Bengkulu cukup tinggi dan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat adalah jenis golongan darah yang paling sulit dicari yaitu golongan darah AB dan paling banyak ditemukan adalah golongan darah B. \"Darah tersebut sebagian besar digunakan untuk pasien leukimia, gagal ginjal, pendarahan, persalinan dan pasca persalinan, kecelakaan, dan pasien anak pengidap anemia,\" jelas Annelin.
Terakhir pihaknya berharap ada solusi terkait permasalahan ini mengingat jika dibiarkan Bengkulu akan semakin mengalami defisit darah dan tidak mampu memenuhi permintaan darah yang dibutuhkan. \"Kami berharap pemerintah menghadirkan solusi untuk hal ini dan bisa menjembatani kami untuk bekerja sama dengan PMI di kota lain agar kebutuhan darah di Bengkulu segera terpenuhi,\" tukas Annelin.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu, Ir Bambang Budi Djatmiko MM mengatakan, terkait belum beroperasinya penerbangan Express Air di Bengkulu disebabkan pihak maskapai penerbangan tersebut sedang melakukan persiapan internal. Maskapai penerbangan yang rencananya ini melayani rute penerbangan langsung dari Bengkulu-Bandung dan Bandung-Bengkulu ini seharunya sudah melakukan launching pada bulan Desember lalu tetapi karena ada kendala sehingga peresmiannya tertunda hingga 2018 ini.
\"Saat ini pihak maskapai sedang melakukan persiapan internal, secepatnya harapan kita segera melayani penerbangan di Bengkulu-Bandung agar bisa melayani kebutuhan masyarakat segera,\" tutup Budi. (999)