\"Pertumbuhan ekonomi tersebut lantaran pembelian spanduk dan pencairan dana paprol yang dilakukan pada 2017 lalu,\" terangnya dalam rilis di Kantor BPS Provinsi Bengkulu, Senin (05/02/2018).
Dyah mengungkapkan tahapan Pilwakot 2018 dan Pemilu 2019 tahun ini juga akan memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi.
\"Tidak menutup kemungkinan tahun ini dampak dari tahapan Pilwakot dan Pemilu cukup besar bagi tumbuhnya ekonomi Bengkulu,\" ujar Dyah.
Ia juga menyampaikan sejumlah even bertaraf nasional yang digelar di Provinsi Bengkulu pada tahun 2018 diyakini dapat membantu pertumbuhan ekonomi.
\"Pada triwulan I tahun ini, sebagian besar provinsi di Pulau Sumatera diperkirakan menunjukkan pesimisme terhadap kondisi ekonomi masing-masing daerah,\" kata Dyah.
Namun, meskipun tumbuh, ekonomi Provinsi Bengkulu tahun 2017 lalu terbilang lambat. Salah satu faktornya karena realisasi anggaran pemerintah.
“Dimana daya serap APBD hanya 82,14 persen, sedangkan APBN mencapai 96 persen,” ungkapnya. (Dil)