\"Dari sekian kader Demokrat, terlihat serius hanya Edison,\" ujar Pengamat Politik Unib Drs Lamhir Syam Sinaga MSi. Sedangkan Asnawi A Lamat, meski belum mengantongi restu dari partai politik, mantan Penjabat Bupati Bengkulu Tengah itu diprediksi sudah mendapat restu dan dukungan dari Gubernur H Junaidi Hamsyah.
Bahkan, gubernur bisa menolak semua calon yang diajukan partai politik, jika tidak memasukkan Asnawi sebagai salah satu calon. \"Saya melihatnya begini, gubernur sepertinya punya pendapat, siapa pun calonnya boleh, tapi Asnawi harus masuk,\" ujarnya. Sehingga, siapapun nanti yan terpilih apakah Edison Simbolon atau Asnawi A Lamat MSi, akan ditentukan di DPRD Provinsi.
Jika dua calon ini bertemu di DPRD Provinsi, maka keduanya sama-sama memiliki peluang untuk terpilih. Sebab, meski Pilwagub ini memiliki calon hasil seleksi dari Demokrat dan PAN, tapi Parpol lain juga menentukan suara. Suara yang akan diperebutkan berjumah 45 suara, antara lain Partai Golkar memiliki 9 kursi, PKS 6 kursi, PDIP 3 kursi, PKPI 2 kursi, Hanura 2 kursi, PPP 1 kursi, Barnas 1 kursi, Kedaulatan 1 kursi, PPRN 1 kursi, PNBKI 1 kursi, PKB 1 kursi, dan PPD 1 kursi.
Sedangkan Parpol pengusung Demokrat 8 kursi dan PAN 5 kursi. Edison berpeluang mendapatkan dukungan dari Demokrat dan PAN, karena hubungan baiknya selama ini. Dukungan Edison terhadap Ketua DPW PAN Helmi Hasan maju Pilwakot, akan berbuah manis saat Pilwagub nanti. Namun, konflik internal Demokrat akan menjadi batu sandungan bagi Edison jika tidak diperbaiki sejak dini.
Sedangkan partai-partai besar, seperti Golkar dan PKS, diprediksi akan condong mendukung calon dari birokrat seperti Asnawi A Lamat. Hal ini juga terkait dengan kepentingan Pemilu 2014, karena persaingan yang ketat partai ini diprediksi tidak akan memberikan kesempatan pada Edison selaku Ketua DPD Demokrat untuk menduduki posisi Wagub. (100)