Delapan SMA Terapkan 5 Hari Sekolah

Rabu 19-07-2017,15:03 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Sedikitnya ada delapan sekolah di Bengkulu, telah menerapkan lima hari sekolah atau full day school. Kedelapan sekolah itu semuanya dari jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Sekolah tersebut telah mengusulkan penerapan lima hari sekolah tersebut ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) Provinsi Bengkulu.

\"Kita baru menerima usulan dari sekolah. Satu dari Binduriang dan 6 sekolah di Kota Bengkulu, serta 1 sekolah swasta,\" ungkap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu Ade Erlangga melalui Kepala Seksi Kurikulum SMA Cevy Afandi kemarin (18/7).

Kedelapan sekolah itu, SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 5, SMAN 6, SMA Muhammadiyah 1 Kota Bengkulu, serta SMA 1 Binduriang.Dinas Dikbud saat ini menampung sekolah yang mau menerapkan lima hari sekolah tersebut, dan program apa yang akan dikembangkan di sekolah itu.

Menurut Cevy, dengan penerapan lima hari sekolah siswa belajar hingga pukul 16.00 WIB. Saat pagi pelajar mendapatkan ilmu akademik dan siangnya lebih pada pengembangan dan penguatan karakter terhadap anak didik. Hal positif dari penerapan lima hari sekolah pun berpihak kepada dewan guru yang menyandang sertifikasi, tapi kekurangan jam mengajar. Dengan penerapan lima hari di sekolah maka kekurangan jam mengajar sudah tidak ada kendala.

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) jenjang SMA Pirwan Dahiwi saat dikonfirmasi membenarkan, sekolah jenjang SMA di kota Bengkulu mayoritas menerapkan lima hari sekolah. Tidak hanya sekolah negeri, satu sekolah swasta yang ia pimpin, yaitu SMA Muhammadiyah 1 kota Bengkulu pun telah menerapkan lima hari sekolah terhitung 17 Juli 2017 lalu.

\"Informasi yang masuk ke MKKS, dari SMAN 1 hingga SMAN 6 di Kota Bengkulu menerapkan lima hari sekolah termasuk sekolah kita (SMA Muhammadiyah 1,red),\" kata Pirwan.Program pendidikan yang diterapkan di SMAN 6, selain akademik lebih ditanamkan pendidikan karakter, penanaman nilai-nilai ke-Islaman, dan ekstra kurikuler.

\'\'Tadarusan dan yang tidak bisa ngaji dijamin bisa ngaji, \" cetusnya. Khusus pembagian jam mengajar bagi guru, Pirwan mengaku belum tahu persis, karena persoalan jam mengajar guru yang masih berpolemik saat ini belum sinkron dengan program data pokok pendidikan (dapodik). Inilah yang saat ini masih menunggu petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis). (247)

Tags :
Kategori :

Terkait