Mengenang Almarhum, H Syarif Syafri BA bin Syafri, Pejuang Kemerdekaan RI

Rabu 07-06-2017,09:52 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

Berjuang demi Kemerdakaan RI dan Kemajuan Bengkulu Bengkulu diselimuti duka mendalam, karena salah satu vetaran pejuang RI sekaligus tokoh pemekaran Provinsi Bengkulu, H Syarif Syafri BA bin Syafri meninggal dunia, Senin (5/6) lalu.

Barisan Tentara Nasional Indonesia (TNI) AD menembakkan senjata ke udara pada upacara  pemakamannya di TPU Bukit Kampung Bali Bengkulu. REWA YOKE D - KOTA BENGKULU Suasana haru masih meliputi keluarga almarhum Syarif Syafri, putra kelahiran Bengkulu 12 Maret 1932 tersebut. Syarif Syafri meninggalkan tujuh orang anak yakni Susi Neri, Vita Viyanti, Usdi Eridian, Riza Mardiansyah, Hakman Novi, Yayan Alfian, dan Irfansyah.

Sejumlah kerabat, rekan dan tentara baik dari TNI AD dan TNI AL mendatangi rumah almarhum di Kompleks Perumahan Militer Padang Harapan Bengkulu.

Anak keempat almarhum, Riza Mardiansyah, yang sekarang menjabat sebagai Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu mengatakan, almarhum ayahnya Syarif Syafri menderita sakit dan menjalani perawatan beberapa hari di RS Tiara Sella Kota Bengkulu.

Setelah itu, tepat pada Senin 7 Juni Pukul 22.55 WIB ayahnya sudah menghembuskan napas terakhir.

\"Ayah sudah tua jadi sering sakit, dan beberapa hari belakangan sempat jatuh dari tongkatnya dan harus dirawat di rumah sakit hingga akhirnya meninggal dunia,\" ujar Riza dengan mata berkaca, kemarin (6/6)

Menurut Riza, selama ini ayahnya memiliki perhatian besar terhadap kemajuan pemerintah Provinsi Bengkulu. Bahkan saking besarnya, beliau rela mati demi NKRI tercinta ini.

\"Bahkan kalau sedang berkumpul dengan teman-teman seperjuangannya dan bercerita tentang Bengkulu, beliau suka bercerita tentang perjuangannya melawan penjajah,\" kata Riza.

Dahulu ayah Riza turut berjuang dalam memperebutkan kemerdekaan semasa itu. Beliau berjuang di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan, hingga Kabupaten Kaur dalam memperebutkan kemerdekaan. Pria yang berjuang dari tahun 1945 hingga 1950 ini, acap kali masuk hutan keluar hutan, serta pergi ke satu desa ke desa lainnya. Hal tersebut guna mengusir penjajah yang masuk di kawasan Bengkulu Selatan hingga Kabupaten Kaur.

\"Ayah bercerita beliau pernah berjuang untuk kemerdekaan Bengkulu dari penjajahan hanya bermodalkan senjata seadanya,\" tutur Riza.

Riza mengungkapkan bahwa ayahnya merupakan tokoh Bengkulu yang sangat kritis terhadap pembangunan dan birokrasi di Provinsi Bengkulu. Kritikan yang selalu disampaikan almarhum tersebut sebagai seorang tokoh, semata-mata demi kemajuan pembangunan di Provinsi Bengkulu.

\"Jelas kami sangat kehilangan, karena ayah dan beberapa tokoh pendiri Bengkulu juga sudah meninggal dunia,\" ungkapnya. Selain itu Riza juga bercerita bahwa perjuangan yang sudah dilakukan ayahnya sangat besar, selain untuk Provinsi Bengkulu, juga untuk anak-anaknya.

\"Walaupun kondisi waktu itu kami hidup susah tapi ayah saya bisa menyekolahkan kami semua. Bahkan alhamdulillah kami semua bisa dikatakan sukses seperti sekarang,\" ujarnya.

Semasa almarhum Syarif hidup, ia selalu mengajarkan semangat dari diri sendiri untuk meraih kesuksesan dalam kehidupan dunia dan akhirat dan ia juga mengharapkan anak-anaknya mampu menjalani hidup dengan sungguh-sungguh.

\"Bapak selalu bilang sukses itu tergantung dengan diri sendiri. Jika ada kemauan tentunya apa yang diingin dan dicita-citakan bisa berhasil,\" kenang Riza.

Diungkapkannya, almarhum pernah menjadi Camat Ketahun Sebelat, Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 1964. Jadi Dewan Perwakilan Rakyat, veteran pejuang, serta PNS.

\"Sudah banyak pengabdian yang dilakukan ayah untuk Bengkulu, itu memang bentuk kecintaannya kepada Bengkulu,\" ungkap Riza.

Riza juga mengatakan, almarhum Syarif selalu berpesan kepada anak-anaknya untuk bersikap jujur dalam menjalani hidup terutama jika menjadi birokrat atau pejabat di lingkungan pemerintahan.

\"Saya kan ini seorang PNS, ayah selalu mengingatkan saya untuk menjadi seorang birokrat yang disiplin dan jujur,\" tutur Riza.

Sebelum meninggal ayahnya pernah berpesan bahwa tidak ingin dimakamkan di Taman Makam Pahlawan tetapi ia ingin dimakamkan di kuburan keluarga di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bukit, Kampung Bali Bengkulu.

\"Menurut almarhum tidak pantas di makamkan di Taman Makam Pahlawan karena masih banyak pahlawan lainnya yang lebih layak dimakamkan disana,\" jelas Riza.

Upacara pemakaman H Syarif kemarin dilakukan secara militer oleh TNI AD dan di ikuti oleh TNI AL. Ratusan orang datang menyaksikan pemakamannya. Upacara pemakaman yang dipimpin oleh Koramil 407/05 Gading Cempaka Bengkulu Mayor Inf. Slamet Riyadi ini berlangsung khidmat. Seorang pahlawan telah gugur, namun jasa-jasanya tetap akan dikenang sampai akhir. Selamat jalan Syarif, terima kasih atas pengabdian yang tidak berujung. Selamat Jalan.(***)

Tags :
Kategori :

Terkait