BENGKULU, Bengkulu Ekspress -1.700 peserta lomba lari 10 Kilometer atau Bengkulu RUN 10K sukses menuju garis finish. Lebih dari 200 atlet putra dan putri, ikut dalam kelas profesional. Sementara ribuan peserta lainnya terdiri dari kategori umum, SMA, SMP dan SD mengikuti lari dengan jarak tempuh 5 kilometer.
Dalam kelas profesional yang diikuti dari berbagai provinsi tetangga dan kabupaten yang ada di Provinsi Bengkulu, juara utama itu pun diborong semua oleh pelari dari Provinsi Jawa Barat (Jabar). Dimana untuk juara satu putra kelas profesional diraih oleh Agus Prayogo dengan nomor dada 0010. Agus mampu menempuh jarak 10 Kilometer dengan waktu 30 menit. Juara satu putri direbut oleh Anita Sari dengan nomor dada 154 dengan catatan waktu 33 menit.
Kemudian disusul untuk juara kedua putra bernama Ridwan dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan nomor dada 0001 dan kedua untuk putri diraih Olivia Sari dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Untuk juara ketiga putra kelas profesional itu diraih oleh Jauhari Johan dari Palembang dengan nomor urut 0014 serta putri diraih oleh Yulianti Utari dari Sumatra Barat (Sumbar).
Sementara Bengkulu sebagai tuan rumah sendiri, harus ikhlas merelakan juara pertama tingkat daerah yang diraih oleh Juni Siantoro dari Kabupaten Mukomuko dan untuk juara pertama putri daerah diraih oleh Selvi Utami dari Pusat Pembinaan dan Latihan olahraga Pelajar (PPLP) Bengkulu. \"Saya sudah lima kali ikut event seperti ini (lari,red) di Bengkulu dan dapat juara pertama terus,\" terang Agus Prayogo juara pertama kelas profesional kepada Bengkulu Ekspress, kemarin (26/3).
Dikatakanya, event perlombaan lari memang sudah sering diikuti oleh pria yang kesehariannya menjadi prajurit di Kodam III/Siliwangi ini. Kejuaraan sebelum ikut dalam Bengkulu RUN 10K ini saja, Agus usai mengikuti lari 42 kilo di Korea. Dimana dirinya meraih urutan ke-23 dari 30 ribu peserta berbagai macam negara. \"Seminggu lalu, kejuaraan yang saya ikuti di Korea. Alhamdulilah dapat urutan ke 23 dari 30 ribu peserta,\" bebernya.
Tak hanya itu, Agus juga pernah mendapatkan 4 juara pertama pada SEA Games dan mendapatkan 5 emas pada PON. Menurut Agus dirinya ikut event di Bengkulu ini karena tertarik lokasi, sebab dalam lintasan Bengkulu RUN 10K ini dipusatkan di dekat kawasan pantai. \" Lokasi sangat bagus. Tapi lebih utamanya saya hadir disini untuk memberikan motivasi bagi atlet-atlet yang ada di Bengkulu, untuk dapat berprestasi kembali,\" tegas Agus.
Disamping itu, Agus juga mengkritik jalan yang menjadi lintasan masih belum steril dari kendaraan. Tak hanya itu, jalan berlobang juga menjadi kendala sendiri bagi atlet-atlet untuk menuju finish. \"Kita berharap, jalan yang berlobang dapat diperbaiki. Sehingga lintasnya dapat lebih baik lagi,\" harapnya.
Senada yang disampaikan oleh Anita Sari yang mendapat juara pertama tingkat profesional dari Jabar ini. Lokasi finish harus disterilkan dari penonton. Sehingga atlet-atlet tidak kebingungan saat menuju finish. \"Masih katagori aman, tapi perlu dipertimbangkan untuk steril jalan,\" ungkap Anita.
Anita mengaku, event akbar lomba lari 10 Kilometer dan 5 Kilometer skala nasional dalam rangka HUT Kota Bengkulu ke-298 dan Harian Bengkulu Ekspress ke-12 serta BETV ke-3, sangat mengesankan. \"Jika ada lagi, saya tetap ikut untuk di Bengkulu,\" ujar wanita yang juga pernah menjadi juara lari 10 K di Jakarta ini.
Gadis berusia 23 tahun ini, juga berharap event lari ini dapat dilakukan dalam setahun sekali. Dengan demikian, hal ini akan memaju atlet-atlet berprestasi di Bengkulu. Baik untuk mengikuti evet nasional bahkan internasional sekalipun. \"Kami berharap kegiatan ini dapat dijadikan kegiatan rutin tahunan. Langkah ini akan menimbulkan bibit atlet baru untuk membanggakan nama Bengkulu,\" pungkas Anita.
Sementara itu, Sekretaris Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Kota Bengkulu, Roslihan menjelaskan secara teknis pihaknya telah menyebar 117 wasit/juri dengan tugas yang berbeda-beda. Seperti juri timer yang didampingi oleh juri kedatangan untuk mencatat setiap nomor atlet yang masuk ke garis finis. Kemudian, terdapat juri pos yang menjaga sebanyak 10 pos persimpang di sepanjang rute, yang fungsinya untuk membimbing para atlet agar tidak salah jalur. Selain itu, ada juri pita yang tersebar di 3 pos, dimana tugasnya untuk memberikan pita, merah, kuning dan biru kepada atlet yang sudah melewati rute, dan pita ini memiliki fungsi yang sangat penting untuk membuktikan bahwa atlet tersebut tidak melakukan kecurangan dengan cara melewati jalan pintas.
Jika setiba di garis finish namun para atlet tidak mengumpul 3 pita tersebut maka juri menganggap peserta tersebut gagal. Dengan demikian, pihaknya bisa memastikan hasil penilaian atau penetapan juara tersebut dilakukan secara adil dan independen melalui tata cara sesuai dengan standar nasional atletik.
\"Kemudian ada juri kawal, nah ini sangat menentukan juga kalau terjadi kekeliruan di finish. Sebab sejak awal juri ini tidak bisa dibohongi jika ada peserta yang tidak mengikuti rute yang ditentukan tetapi mengaku masuk finish terlebih dahulu,\" terang Roslihan. (151/805)