Saipul Si Setrika Arang, Punya Pelanggan Anggota Dewan

Sabtu 04-03-2017,13:00 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

jpnn.com - Tidak semua masyarakat puas dengan layanan serbateknologi. Sebagian justru puas dengan layanan jasa manual.

Seperti jasa gosok setrika arang di gang mega Pasar Kota Jambi. Masih ada pelanggan setia penikmat jasanya. Seperti Apa ?

Muhammad Hafizh Alatas - Jambi Ekspres

Kota Jambi pada Selasa (28/2) seharian diguyur hujan. Harian pagi Jambi Ekspres (Jawa Pos Group) menelusuri Gang Mega Pasar Kota Jambi.

Tepat berada di depan toko pakaian, ada meja persegi panjang tempat di mana pria paruh baya menerima jasa gosok setrika arangnya.

Dia merupakan satu-satunya penerima jasa gosok setrika arang di Gang Mega.

Saipul nama pria tersebut. Di meja persegi panjangnya lah tempat ia menaruhkan harapan rezeki untuk menghidupi keluarga.

Tidak ada kursi yang ia sediakan. Ia bekerja dengan cara berdiri.

Saat itu, tidak banyak orderan yang ia terima. Maklum, Kota Jambi saat itu seharian diterpa hujan.

Sekitar pukul 14.00 Wib, Saipul baru saja mendapat orderan 11 potong pakaian untuk di gosok. 11 potong tersebut ia dapat dari antaran tukang jahit langgannnya.

“Lagi hujan. Ni sudah siang baru ada yang antar 11 potong,” katanya.

Biasanya, setiap hari, Saipul rata-rata menerima job 30 potong pakaian untuk digosok.

Sebagian besar dari pelanggannya, tukang jahit yang berada di kawasan Gang Mega tersebut.

Pria 51 tahun tersebut sudah sejak 1998 menawarkan jasa gosok setrika arang di kawasan Pasar Kota Jambi.

Tahun demi tahun, penikmat jasanya mulai berkurang. Namun ia masih tetap memiliki pelanggan setia.

Tukang gosok setrika arang yang ditekuni Saipul ternyata pekerjaan “warisan” orang tuanya.

Orang tua Saipul sudah mulai menjajakan jasa gosok setrika arangnya sejak tahun 1960-an. “Sekarang sudah mulai susah. Sepi,” Imbuhnya.

Namun Saipul tetap optimistis bahwa dengan pekerjaannya tersebut dia bisa menafkahi istri dan sepasang anaknya.

Setrika arang yang ia gunakan saat ini buatan tahun 60, bahannya dari kuningan asli. Setrika tersebut baru ia beli setahun yang lalu di Pekanbaru, Riau.

“Yang lama sudah jebol. Ini baru setahun. Tiga juta, beli di Pekanbaru,” ujarnya.

Mengenai tarif, cukup Rp 3 ribu per lembar pakaian. Arang setrika setiap hari ia habiskan 1 kg.

“Pakek arang bakau. Sembilan ribu satu kilo,” sebut pria berdarah Minang tersebut.

Ada beberapa keistimewaan pakaian yang digosok dengan setrika arang tersebut. Yani, hasilnya lebih rapi dibanding digosok dengan setrika listrik.

“Anggota Dewan sering ngantar jasnya kesini,” kata Saipul, tanpa menyebut nama wakil rakyat dimaksud. “Tak enak lah,” ucapnya.(*)

Tags :
Kategori :

Terkait