Kisah Bukit Kabu, Bukitnya Para Harimau

Selasa 07-02-2017,09:10 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

 Takut Harimau menerkam anaknya sang suami kemudian mengambil tombak panjang (kujur dalam bahasa serawai) lalu menusuk Harimau yang telah membantu istrinya yang melahirkan. Tidak sampai disitu, Harimau itu kemudian diambil kepalanya dan dibuat kentongan. Berikut kisahnya;

  Rewa Yoke D - Bengkulu Tengah

PEMANDANGAN alam dihiasi oleh pepohonan yang hijau dan air sungai yang mengalir, terdapat sebuah bukit yang menurut masyarakat merupakan bukitnya para harimau. Bukit Kabu penduduk sekitar menyebutnya, bukit yang terletak di Desa Pagar Gunung Kecamatan Karang Tinggi Kabupaten Bengkulu Tengah adalah kawasan habitat Harimau Sumatera.

Diceritakan bahwa di daerah ini pernah terjadi pertempuran ratusan Harimau dengan sekelompok manusia sehingga kawasan itu ditinggalkan oleh masyarakat sekitar.

Dahulu Kala di Kawasan Bukit Kabu hiduplah sekelompok masyarakat, diantaranya ada sepasang suami istri yang namanya tidak disebutkan sumber setelah bertahun-tahun bertahan hidup di hutan belantara hingga akhirnya sang istri mengandung.

Saat akan melahirkan sang istri tampak kesulitan hingga sang suami pergi turun ke seberang bukit untuk meminta pertolongan. Namun dalam kesulitan sang istri mendapatkan pertolongan dari seorang paranormal (disebut dukun) yang konon merupakan jelmaan Harimau (sekarang kerap disebut nenek moyang atau puyang dalam bahasa serawai).

Ketika sang suami kembali dari bawah bukit dia terkejut melihat anaknya telah lahir sementara ada Harimau tak jauh dari istrinya melahirkan. \"Zaman dulu setiap orang memiliki ilmu kanuragan, tidak hanya menyerupai Harimau, ada juga manusia yang bisa berubah menjadi gajah dan burung,\" cerita Kepala Desa Semidang Hamdani Saat di konfirmasi BE kemarin (6/2).

Takut Harimau menerkam anaknya sang suami kemudian mengambil tombak panjang (kujur dalam bahasa serawai) lalu menusuk Harimau yang telah membantu istrinya yang melahirkan.

\"Tidak sampai disitu, Harimau itu kemudian diambil kepalanya dan dibuat kentongan (gegetuak dalam bahasa serawai),\" jelas Hamdani.

Harimau berdatangan ke kawasan bukit ini berdasarkan bunyi kentongan, seberapa banyak kentongan kepala Harimau dipukul maka semakin banyak Harimau datang. \"Lalu kemudian terjadilah pertempuran ganas hingga sebagian penduduk berpindah tempat,\" ceritanya lagi.

Tidak sedikit masyarakat di kawasan Bukit Kabu tewas akibat pertarungan ini, namun beberapa selamat, dan sempat melarikan diri sebelum terjadi pertempuran ganas ini.

\"Kala itu banyak yang lari ketakutan karena harimau mengamuk dan menerkam warga desa,\" imbuhnya.

Usai pertempuran itu hanya ada suara auman harimau terdengar di puncak Bukit Kabu dan hingga sekarang di kawasan ini masih kerap muncul Harimau Sumatera. \"Harimau kadang muncul di atas bukit kabu kalau hujan panas gerimis,\" pungkasnya.

Ketua Adat Desa Pagar Gunung Marlih mengatakan, setiap 6 bulan sekali warga desa sekitar mengadakan upacara adat diatas bukit kabu, hal ini dilakukan untuk mencegah bencana yang pernah terjadi di desa tersebut. \"Kami bersama-sama warga Desa yang lain melakukan upacara ritual adat setiap 6 bulan sekali untuk mencegah bencana amukan harimau di Bukit kabu,\" terangnya.

Dalam upacara adat tersebut disediakan berbagai macam persembahan yang diberikan oleh penduduk desa kepada pengusa bukit kabu. \"Sesaji yang diberikan yaitu nasi punjung (nasi kuning), 3 ekor ayam panggang, yaitu ayam kampung bewarna putih kuning, bereng kuning, dan kumbang,\" ungkapnya.

Setelah melakukan penyerahan sesaji di puncak bukit kabu kemudian dilakukan doa bersama di sebuah tempat di bawah bukit bernama Lonjok, sebuah bangunan yang berbentuk tugu setinggi 2,5 meter. \"Doa bersama itu biasanya doa minta keselamatan kepada tuhan yang maha esa untuk diberikan perlindungan dan keselamatan,\" lanjutnya.

Ia juga menerangkan bahwa diluar hari-hari biasa terkadang ada yang melakukan ritual diatas bukit kabu, dengan tujuan agar hajat atau permintaannya terkabul. \"Banyak orang pada hari-hari tertentu melakukan ritual di atas bukit kabu, bahkan ada beberapa kepala daerah yang melaksanakan ritual di atas bukit agar lolos menjadi kepala daerah,\" terangnya.

Untuk mencapai puncak bukit kabu sendiri membutuhkan waktu lebih kurang 30 menit, bagi orang yang berniat kepala adat Desa Pagar Gunung siap mengantar keatas bukit kabu.

\"Saya bersedia mengantar keatas kalau ada yang memiliki niat, tidak memerlukan syarat apapun yang terpenting memiliki niat yang benar,\" tutupnya.

Menurut kabar sebagian masyarakat penduduk Desa Pagar Gunung, kawasan Bukit Kabu sebagian harimau berpindah ke kawasan tanah Semidang yaitu Kecamatan Semidang Alas, dan Semidang Alas Maras saat ini.

Namun sebagian juga tetap didaerah Kabupaten Bengkulu Tengah. Saat ini wilayah sekitar bukit kabu mulai dirambah menjadi kawasan perkebunan dan perusahaan investor batu bara.(cw2)

Tags :
Kategori :

Terkait