Kasus Gizi Buruk Masih Tinggi, Lima Meninggal, Puluhan Dirawat

Rabu 01-02-2017,09:00 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

  BENGKULU, BE - Angka kasus balita penderita gizi buruk di Provinsi Bengkulu masih tinggi. Setidaknya selama tahun 2016 lalu saja, masih ada 98 orang balita menderita gizi buruk.

Dari total tersebut, 5 orang balita harus meninggal. Sementara 58 orang balita sudah membaik atau sembuh dan 35 orang balita lainnya masih dalam perawatan. (lihat grafis)

\"Balita yang meninggal ini tidak serta merta karena gizi buruk tapi ada penyakit penyerta lain yang diderita,\" terang Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, Nelly Alesa MSi kepada BE, kemarin (31/1).

Kelima balita meninggal itu ada di tiga kabupaten, diantaranya 3 orang di Kabupaten Seluma, 1 orang di Mukomuko dan 1 orang lagi berada di Kabupaten Rejang Lebong. \"Usia balita yang meninggal, rata-rata kurang dari satu tahun,\" beber Nelly.

Dijelaskannya, meski balita penderita gizi buruk masih tinggi, secara trend tahun-ketahun mengalami penurunan. Dimana pada tahun 2012 saja jumlahnya telah mencapai 162 kasus, tahun 2013 dengan 113 kasus, tahun 2014 dengan 123 kasus serta 103 kasus pada tahun 2015 dan tahun 2016 menurun menjadi 98 kasus penderita gizi buruk.

\"Kita berupaya setiap tahun kasus ini terus menurun,\" tambah Nelly.

Sementara itu penyebab terjadinya kasus gizi buruk karena beberapa faktor. Seperti pola asuh orang tua terhadap bayi, pola makan, ekonomi, sosial budaya serta pendidikan. Namun rata-rata gizi buruk terjadi karena faktor pendidikan dalam merawat balita.

\"Faktor pendidik memberi gizi anak, mempengaruhi terjadinya gizi buruk. Namun dari sektor sosial budaya sudah mulai membaik, seperti membatasi makan sehat balita,\" terangnya.

Untuk perawatan sendiri, semua kasus gizi buruk dirawat di rumah sakit (RS), Puskesmas dan pusat pemulihan gizi. Dimana untuk pusat pemulihan gizi atau trerapeutic feeding centre (TFC) hanya ada dua lokasi, yaitu di Kabupaten Seluma tepatnya di Puskesmas Masmambang dan Puskesmas Beringin Raya Kota Bengkulu.

\"Fasilitas yang diberikan semuanya gratis dari pemerintah. Mulai dari rawat inap maupun rawat jalan. Maksimal perawatan diberikan selama 3 bulan, untuk bayi dan orang tuanya,\" ujarnya.

Untuk kabupaten lain memang saat ini belum memiliki, lantaran program tersebut langsung dari pemerintah pusat. Meski demikian, untuk biaya perawatan penderita gizi buruk rata-rata semua kabupaten telah menganggarkannya. Hanya saja, ada yang kecil dan ada yang besar penganggarannya. Hal itu disesuakan dengan tingkat penderita gizi buruk.

\"Kalau provinsi tidak ada menganggarkan untuk perawatan gizi buruk, karena sudah diserahkan di masing-masing kabupaten melalui APBD-nya,\" ungkap Nelly.

Meski demikian, Dinkes Provinsi terus memberikan penekanan kepada masyarakat dan stakeholder bersama-sama memberantas gizi buruk di Bengkulu. Karena untuk memecahkan kasus tersebut tidak hanya bisa dilakukan oleh Dinkes melainkan harus ada keterlibatan semua pihak.

\"Penekanan yang harus dipahami masyarakat itu, makanan sehat itu tidak hanya pada konsep empat sehat lima sempurna tapi harus berpedoman pada gizi seimbang. Seperti membiasakan makan makanan yang beraneka ragam, menjaga pola hidup bersih, pentingnya pola hidup aktif dan olah raga, dan pantau berat badan. Termasuk kepada balita untuk tetap menjaga makanan seimbang yang diberikan kepada orang tua asuh,\" pungkas Nelly. (151)

JUMLAH KASUS GIZI BURUK TAHUN 2016 DI PROVINSI BENGKULU

 Kaur 1 2 3 Bengkulu Tengah - 3 3 Mukomuko - 4 4 Kota Bengkulu 3 2 5 Bengkulu Selatan 6 3 9 Lebong 8 2 10 Kepahiang 9 3 12 Rejang Lebong - 15 15 Bengkulu Utara 3 12 15 Seluma 5 17 22

TOTAL 35 63 98

KASUS GIZI BURUK MENINGGAL 2016

 Mukomuko 4 1 Rejang Lebong 15 1 Seluma 22 3 TOTAL 5 orang

KASUS GIZI BURUK PERTAHUN PROVINSI BENGKULU

 2012 162 2013 113 2014 123 2015 103 2016 98 2017 belum terekap

Tags :
Kategori :

Terkait