Mengunjungi Rutan Malabero Bengkulu Setelah Direhab

Jumat 13-01-2017,09:40 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

Tampung 350 Tahanan, Dilengkapi 36 CCTV Tersembunyi

Pasca kebakaran hebat yang menewaskan 5 orang narapidana pada bulan Maret 2016 lalu, Rutan Malabero yang beralamat di Jalan Kol Berlian Kelurahan Malabero Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu kembali berbenah. Sudah banyak infrastruktur yang diperbaiki oleh pihak Rutan sejak beberapa bulan lalu. Bangunan-bangunan yang hangus terbakar sudah kembali dibangun.

REWA, Kota Bengkulu

Jika kembali ke masa lalu Rutan Malabero dibangun pada masa kolonial Belanda saat masih menduduki Bengkulu.

\"Sesungguhnya Rutan Malabero Bengkulu ini dulu bekas peninggalan Belanda. Kondisinya sudah rapuh, wajar kalau mudah dirusak pada tragedi kebakaran Maret 2016 lalu,\" ujar Kepala Rumah tahanan Kelas IIB Bengkulu, Fikri Jaya Soebing, kemarin (12/1).

Perkembangan kepenjaraan sebelum proklamasi kemerdekaan RI terbagi dalam beberapa periode. Diantaranya: periode kerja paksa di Indonesia ( 1872-1905 ), periode penjara sentral wilayah ( 1905-1921 ), periode pelaksanaan setelah berlakunya Wetboek Van Strafrecht Voor Nederland Indie ( 1921-1942 ). Pada periode yang ketiga inilah, tepatnya tahun 1935, Rutan Malabero berdiri.

Perubahan sistem yang dilakukan oleh Kepala Urusan Kepenjaraan Hindia Belanda Hijmans bertujuan untuk menghapuskan sistem penjara-penjara pusat dan menggantikannya dengan struktur dari sistem penjara untuk pelaksanaan pidana, dengan adanya tempat-tempat penampungan tersendiri bagi tahanan dan pemisahan antara terpidana dewasa dan anak-anak, terpidana wanita dan pria.

Sebagai Unit Pelaksana Teknis di bawah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham (dahulu Departemen Kehakiman), penjara ini akhirnya berubah nama menjadi Lapas sekitar tahun 1962. Perubahan nama ini lantaran Menteri Kehakiman (Sahardjo) ketika itu menyatakan jika tugas jawatan kepenjaraan bukan hanya melaksanakan hukuman.

Pada tahun 2005, jumlah penghuni Lapas di Indonesia mencapai 97.671 orang, lebih besar dari kapasitas hunian yang hanya untuk 68.141 orang. Maraknya peredaran narkoba di Indonesia juga salah satu penyebab terjadinya kelebihan kapasitas pada tingkat hunian Lapas. Kelebihan kapasitas ini terjadi juga pada Rutan Malabero.

Bahkan Rutan ini sempat mengalami kelebihan jumlah warga binaan ini mencapai 400 persen. Hal ini yang menjadi latar belakang pemerintah Bengkulu akhirnya membangun Lapas Bentiring.

Dengan demikian, kata Fikri, Rutan Kelas II A Malabero ini akhirnya difungsikan menjadi Rutan Bengkulu Kelas IIB.

Fikri mengatakan pasca kebakaran hebat tahun lalu pihaknya sudah banyak membenahi infrastruktur yang rusak.

\"Pasca kebakaran tahun lalu kami sudah mulai membangun kembali bangunan yang terbakar,\" ujarnya.

Fikri mengatakan bangunan rutan yang baru ini dibangun dengan dua blok yakni blok A dan blok B. Bangunan Blok B dibuat bertingkat. Kapasitas Rutan ini mampu menampung lebih dari 350 orang napi. \"Bangunan yang baru dibangun ada 2 blok untuk para napi yang mampu menampung lebih dari 350 orang,\" jelasnya.

Pembangunan yang dimulai pada Agustus 2016 lalu itu bernilai Rp 13,3 miliar. Selain membangun kamar tahanan yang berjumlah 25 kamar, pihaknya juga membangun gereja, tempat besuk, toilet, dan menambah pengamanan.

\"Banyak bangunan yang kami bangun selain kamar napi, juga beberapa prasarana lainnya,\" ungkap Fikri.

Kamar para narapidana kini dilengkapi kamar mandi dan toilet agar memudahkan para tahanan. Selain itu ruang besuk juga dibangun kembali. Pihak rutan juga membangun kembali lapangan tempat para napi bisa berkumpul untuk beberapa kegiatan. Gereja juga dibangun di tengah-tengah rutan. \"Semua bangunan baru kita bangun termasuk toilet, lapangan, dan gereja kecuali masjid yang masih bertahan dan kami renovasi,\" jelasnya.

Rutan Kelas IIB ini semakin memperkuat pengamanan rutan guna mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi. Tembok pengaman luar dibangun setinggi 7 meter dilengkapi dengan pengamanan jaring berlapis besi setinggi 4 meter dan pemasangan kawat berduri di atas tembok pengaman. \"Bangunan pengaman lebih kami perkuat dengan mempertinggi tembok dan pagar kawat,\" jelasnya lagi.

Tak hanya itu, pihak rutan juga memiliki empat menara pengawas yang bertugas memantau kondisi rutan yang juga sudah dilengkapi dengan kamera pengawas (CCTV) di 36 titik tersembunyi. Tak hanya itu pihak rutan juga memiliki 44 personel untuk membantu mengamankan rutan. \"Keamanan semakin kami perketat dengan kamera pengawas dan dengan memiliki 44 personil yang dilengkapi dnegan alat komunikasi serta senjata api,\" bebernya.

Tak hanya memperkuat personel, ia juga mengaku teus melakukan kerjasama dengan TNI dan Polri untuk keamanan rutan. \"Kami juga bekerjasama dengan TNI dan Polri untuk pengamanan rutan,\" tuturnya.

Dengan semua perbaikan tersebut Rutan Kelas IIB sudah menjadi rutan dengan tingkat kemanan yang tinggi serta memiliki fasilitas yang layak untuk para napi. \"Bangunan yang terbakar sudah kami bangun kembali, fasilitas sudah kami lengkapi, pengamananpun sudah kami perketat. Kami sangat berharap kedepannya tiak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan oleh semua pihak,\" tandasnya.(cw2)

Tags :
Kategori :

Terkait