Atlet Bengkulu Terseret Doping

Selasa 10-01-2017,09:10 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

Medali Perak Dianulir

BENGKULU, BE - Komite Olahraga Nasional (KONI) Provinsi Bengkulu masih menunggu hasil laporan autentik tes dari Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) terkait 12 atlet yang terindikasi doping, dimana salah satu atlet Bengkulu Cabor Binaraga, peraih medali Perak, I Ketut Gede Arnawa dikabarkan terseret kasus doping.

Menurut informasi Ketua KONI Provinsi Bengkulu Yuan De Gama mengatakan, pihak KONI tengah menunggu surat hasil autentik tes doping dari PB PON. Meski informasi tersebut telah diterima, Yuan tidak serta merta mempercayai hal tersebut sampai ada surat resmi yang dikirimkan dari PB PON yang menyatakan atlet tersebut positif doping.

\"Hasil formalnya belum disampaikan kepada kami. Doping itu kan bersifat rahasia, tapi akhirnya tidak rahasia kalau sudah ada hasil autentiknya atau yang aslinya,\" kata Yuan, Senin (9/1).

Yuan menjelaskan untuk memverifikasi hasil tersebut, maka harus menunggu hasil autentik dengan melihat Therapeutic Use Exemptions (TUE) atau catatan konsumsi atlet sebelum menjalani tes.

Yuan pun mencontohkan TUE ini, akan melihat asuhan atlet mulai dari minum apa dan konsumsi apa untuk menentukan jenis dopingnya. \"Misalnya atlet ini lagi sakit kepala, minum obat apa, ada tidak kandungan zat doping itu di sana?\" tambahnya.

Sebagai informasi, sampai berita ini ditulis pihak KONI Provinsi Bengkulu masih menunggu hasil otentik tes doping dari PB PON. Sedangkan, untuk mengeluarkan hasil yang dikeluarkan Laboratorium Anti-Doping Nasional India masih harus mendapatkan rekomendasi dari WADA (Badan Anti Doping Dunia). Dalam prosesnya WADA harus memiliki kerja sama dengan lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) untuk mengeluarkan hasil itu.

\"Jadi, pengiriman hasil otentik ke LADI juga harus kepada lembaga yang mendapat akreditasi dari WADA,\" katanya.

Yuan berharap hasil otentik segera dikirim, karena hasil otentik nantinya akan dikirim oleh PB PON, selanjutnya akan diteruskan ke KONI Provinsi dan atlet terkait untuk memikirkan banding. \"Jika terbukti atlet kita melakukan doping maka akan dilakukan banding, sementara kami belum menerima surat resmi dari PB PON, jadi masih menunggu kepastian dari PB PON itu sendiri, kalau memang terbukti maka akan dilakukan pencabutan medali,\" tutupnya.

Sebagai informasi juga, India menjadi pilihan PB PON untuk mengirimkan sampel urine untuk di tes doping, dengan alasan laboratorium anti doping di India lebih murah dari segi biaya dibandingkan di Thailand maupun China.

Sebelumnya, Ketua PB PON XIX dan Peparnas XV Ahmad Heryawan mengatakan atlet yang terindikasi positif akan diberikan sanksi tegas dari panitia penyelenggara PON dan Peparnas yakni berupa diskualifikasi otomatis dari hasil perseorangan.

\"Sesuai aturan berlaku maka sanksi jika telah dinyatakan positif maka hak-haknya dicabut di antaranya hadiah dan medali,\" ucap pria yang juga Gubernur Jabar ini. (cw2)

Tags :
Kategori :

Terkait