BENGKULU,BE- Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Fatrolazi meminta pihak manapun tidak mengangkat isu Sara (Suku, Agama, Ras dan Adat) terkait dengan penjaringan calon wakil gubernur (wagub). Ia mengatakan isu Sara tersebut justru akan memecahkan persatuan masyarakat dan akan menimbulkan konflik horizontal.
\"Siapapun dari manapun berhak mencalonkan dirinya menjadi wagub, atau kepala daerah lainnya di Bengkulu. Pihak manapun jangan menggelontorkan isu sara, karena kita semua bangsa Indonesia. Mau Suku rejang, Lembak, Serawai, Jawa, Batak dan sebagainya silahkan,\" kata Fatrolazi.
Menurutnya masyarakat sebenarnya hanya menginginkan tokoh yang bisa memimpin dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Soal dari mana asalnya, bagi masyarakat tidaklah penting. Namun harus bisa membangun Bengkulu. \"Untuk parpol pengusung, carilah wagub yang bisa membangun Bengkulu. Jangan mengkotak-kotakkan dengan isu Sara,\" ujarnya.
Ditegaskanya, Bengkulu adalah bagian dari NKRI, sebab itu tidak lazim bicara sara dalam ajang pemilihan kepala daerah. \"Yang ada masyarakat menginginkan pemimpin yang bisa mengayomi masyarakatnya. Seperti Jokowi, bisa diterima oleh masyarakat Jakarta, karena dianggap mampu membangun,\" katanya.
Selama ini, berkembang isu sara menjelang Pilwagub. Junaidi Hamsyah sebagai gubernur dianggap represntatif dari Suku Rejang, sehingga ada yang beranggapan wagub untuk mendampingi Junaidi haruslah dari suku lain. \" Isu ini biasanya justru berasal dari elit, kalau masyarakat justru tidak menggelontorkan isu Sara,\" katanya.(100)