Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi pada Minggu (4/12) malam melanda sejumlah titik di Kabupaten Rejang Lebong. Kejadian terparah terjadi di Desa Air Pikat Kecamatan Bermani Ulu, dalam kejadian tersebut 19 rumah rusak tertimpa angin kencang dan angin puting beliung, bagaimana kondisi Desa Air Pikat? Berikut laporannya;
ARI APRIKO, Bermani UluDESA Air Pikat merupakan salah satu desa di Kecamatan Bermani Ulu, Desa Air Pikat yang bersebelahan dengan Desa Tebat Tenong Dalam berada diantara dua perbukitan yang merupakan bagian dari barisan, kedua bukit yang menghimpit Desa Air Pikat tersebut adalah Bukit Basah dan Bukit Daun.
Pasca kejadian angin kencang dan puting beliung yang merusak belasan rumah warga pada Minggu (4/12) malam, Bengkulu Ekspress mencoba menyambangi desa yang memiliki waktu tempuh sekitar 30 menit dari Kota Curup tersebut.
Setiba di Desa Air Pikat, tampak sejumlah warga yang rumahnya rusak tengah memperbaiki rumah mereka dengan dibantu warga lainnya. Salah satu rumah yang masih diperbaki tersebut adalah rumah milik Bustami yang ada di Dusun II Desa Air Pikat.
Menurut Bustami (55), sebelum terjadinya bencana angin kencang dan puting beliung yang melanda desanya, rumah dengan ukuran 6 x 4 meter tersebut adalah rumah papan panggung, namun karena terkena terjangan angin puting beliung sehingga tiang bagian belakangnya patah, sehingga saat ini rata dengan tanah.
Mengawali ceritanya, Bustami mengaku saat kejadian, ia yang sendiri di dalam rumahnya tersebut masih tertidur lelap, saat tertidur tersebut ia tiba-tiba terbangun lantaran suara angin yang sangat kencang terdengar di samping rumahnya.
\"Suaranya kencang mas, sama kayak suara pesawat,\" cerita Bustami.
Mendengar suara yang cukup kencang tersebut, ia langsung terjaga, seketika itu juga rumahnya langsung roboh dibagian belakang. Bustami mengaku awalnya ia ingin bertahan didalam rumahnya, namun karena saat itu hujan serta sebagian atap rumahnya sudah lepas sehingga ia terpaksa mengungsi kerumah kakaknya yang masih berada di Desa Air Pikat.
\"Saya pastikan angin puting beliung pak, karena itu ada bekasnya,\" tambah Bustami sembari menunjukkan dahan-dahan kayu yang patah karena menjadi perlintasan angin puting beliung.
Kemarin dibantu oleh saudara-saudara yang lain mereka memperbaiki rumah milik Bustami yang berada tepat dipinggir Sungai Air Pikat.
Sementara itu, Insirhadan (50) mengaku kejadian yang menimpa Desa Air Pikat tersebut terjadi sekitar pukul 20.30 Minggu malam, ia mengaku tidak mengetahui dengan pasti jenis angin yang merusak sejumlah rumah warga, karena menurutnya saat kejadian kondisi sudah gelap gulita karena listrik ikut padam.
\"Kami tidak tahu pasti, namun yang jelas angin kencang sekali, tak hanya rumah banyak pohon juga yang roboh,\" ungkap Insirhadan.
Diungkapkan Insirhadan yang bagian teras rumahnya yang terkena bencana tersebut, kejadian angin kencang yang menimpa desanya tersebut bukan yang pertama kali, melainkan kejadian yang memang terjadi disetiap akhir tahun. Namun menurutnya dibandingkan dengan tahun 2015 lalu, kejadian pada Minggu malam termasuk yang parah, meskipun ditahun 2014 lalu juga cukup parah.
\"Kalau kejadian seperti ini setiap tahun terjadi, untuk bulannya berbeda-beda tapi yang pasti akhir tahun,\" ceritanya.
Menurut Insirhadan, atas kejadian yang menimpa ia dan sejumlah warga Desa Air Pikat lainnya, BPBD Kabupaten Rejang Lebong telah turun memberikan bantuan. Selain itu warga juga langsung bergotong royong memperbaiki rumah-rumah yang rusak, karena rumah-rumah yang rusak tersebut merupkan rumah satu-satunya milik dan tidak ada tempat tinggal lain.
\"Kami langsung memperbaiki yang rusak, karena satu-satunya tepat tinggal kami,\" akunya
Atas kejadian tersebut, ia berharap ada kajian dari pemerintah terkait penomena alam yang menimpa desa mereka ini, setidaknya bisa meminimalisir dampak dari bencana angin yang terjadi setiap akhir tahun tersebut. (**)