Stop Kekerasan Perempuan dan Anak

Jumat 25-11-2016,09:40 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

Kasus Pencabulan Mendominasi

BENTENG, BE- Tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) menimbulkan keprihatinan mendalam bagi Koalisi Perempuan Indonesi (KPI) Wilayah Bengkulu.

Presidium KPI Wilayah Bengkulu, Juminarti mengatakan sepanjang tahun 2016 ini, KPI mencatat sebanyak 25 kasus yang terungkap kekerasan terhadap perempuan dan pernikahan dini terjadi di sejumlah desa di Kabupaten Benteng. Dimulai dari aksi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pencabulan dan pemerkosaan.

\"Dalam tempo satu tahun ini (2016,red), kami menangani sebanyak 25 kasus terkhusus di wilayah Kabupaten Benteng. Itu hanya yang tercatat. Diprediksi masih banyak lagi kasus serupa yang tidak terdeteksi,\" ungkap Juminarti.

Disampaikan Juminarti, secara keseluruhan KPI telah menangani sebanyak 75 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan serta pernikahan di Provinsi Bengkulu. Meski belum melakukan pendataan secara akurat, pihaknya mengaku bahwa KPI paling banyak menangani kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur. \"Secara keseluruhan, kasus yang kami tangani didominasi pancabulan,\" tambahnya.

Lebih lanjut disampaikannya, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi), KPI diperkenankan untuk melakukan pendampingan terhadap para korban, terutama ketika mereka menghadapi persoalan hukum. \"Tupoksi kami adalah lebih ke advokasi persoalan hukum, yakni bekerjasama dengan BPPKB untuk melakukan pendampingan. Seperti saat proses pembuatan berita acara pemeriksaan (BAP) hingga kepada putusan pengadilan yang dianggap kurang tepat. Sebab pelaku memang harus mendapatkan hukuman setimpal agar bisa memberikan efek jera,\" tambahnya.

Pantauan BE, memperingati 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan dan anak yang jatuh pada tanggal 25 November hingga 10 Desember 2016, KPI Wilayah Bengkulu bekerja sama dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Benteng menggelar aksi damai di jalan lintas antar provinsi tepatnya di Desa Nakau, Kecamatan Talang Empat, sekitar pukul 07.00 WIB, kemarin (24/11)

Ratusan relawan yang berasal dari organisasi masyarakat (ormas), tokoh masyarakat, pelajar serta perwakilan dari SKPD jajaran Pemkab Benteng langsung turun ke jalan dan membagikan stiker sosialisasi kepada para pengguna kendaraan yang melintas.

Sementara itu, Kepala BPPK Kabupaten Benteng, Sri Haryati Prasetia SSTP menjelaskan, mengantisipasi terjadinya aksi kekerasan terhadap perempuan dan pernikahan dini, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kepada seluruh elemen masyarakat, baik itu kepada pelajar maupun orang tua. \"Menurut BPPKB Nasional, kesiapan rahim wanita mulai terjadi pada usia 21 tahun, sedangkan kematangan pria dimulai pada usia 25 tahun. Sebab itulah, hindarilah pernikahan dini,\" kata Sri.(135)

Tags :
Kategori :

Terkait