BANG HAJI, BE - Tampaknya, polemik antara warga sekitar dengan pihak PT Ratu Sambang Maining (RSM) terus berlanjut. Pasalnya, setelah warga di Desa Air Kotok, Pematang Tiga, Kabupaten Benteng melakukan aksi demontrasi. kemarin giliran warga Transimigrasi Banyumas atau yang sering disebut trans Sekayun yang terletak di Desa Bang Haji yang melakukan aksi serupa.
Hanya saja kali ini tuntutan warga adalah terkait pemutusan aliran listrik yang dilakukan perusahaan pertambangan batu bara terhadap rumah 60 kepala keluarga tersebut. Akibat pemutusan sepihak itu, pada malam hari rumah warga menjadi gelap gulita sedangkan di sekitar perusahaan milik warga asing itu terang benderang.
Aksi sepontan warga itu dimulai penutupan pintu akses jalur masuk menuju ke pusat perkantoran PT RSM. Kemudian dilakukan negoisiasi antara warga dengan pihak perusahaan difasilitasi oleh pihak PPondok Kelapa. Hanya saja pihak perusahaan tetap tidak akan menyambungkan kembali aliran listrik kepada rumah warga tersebut dengan alasan mahalnya biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh pihak perusahaan.
\"Jika pihak perusahaan tidak mau mengaliri listrik ke rumah - rumah warga di sini. Silakan pihak perusahaan angkat kaki dari desa kami ini karena tidak ada menguntungkan bagi masyarakat,\" ucap Wardi, salah seorang tokoh masyarakat setempat.
Kkepala Dusun Trans Sekayun, Samsu Rizal ketika dikonfirmasi membenarkan terkait adanya warga menyampaikan insiprasi tersebut. Menurutnya, pihak perusahaan yaitu PT RSM sudah tidak mau lagi membantu masyarakat dalam mengaliri listrik di rumah warga. Sehingga masyarakat mengajukan 3 poin tuntutan terhadap pihak perusahaan.
Antara lain masyarakat tidak mau mengaliri air bersih ke perusahaan, aliran listrik yang melewati tanah di masyarakat akan diputus dan limbah dari perusahaan harus segera diselasaikan oleh pihak perusahaan.
\"Dengan adanya pihak perusahaan mencabut aliran listrik, warga juga mengajukan beberapa poin kepada pihak perusahaan, seperti masyarakat tidak mau mengaliri air bersih ke perusahaan, aliran listrik yang melewati tanah di masyarakat akan diputus dan limbah dari perusahaan harus segera diselasaikan oleh pihak perusahaan tersebut,\" ungkapnya.
Sementara pihak Polsek Pondok Kelapa yang sudah terjun ke lapangan mencoba melakukan pengamanan. Lantaran demo yang dilakukan hanya sebentar dan massa tidak terlalu banyak sehingga Polsek Pondok Kelapa tidak meminta bantuan pasukan dari luar, baik dari Polres BU maupun Polda Bengkulu.
Sejauh ini, pihaknya tengah berkoordinasi dengan pihak kecamatan, Pemkab Benteng untuk mencarikan solusi yang terbaik kepada masyarakat. Oleh sebab itu, rencananya pihaknya akan meminta bantuan untuk kepada pihak PLN Bengkulu untuk melakukan pemasangan aliran listrik di rumah warga yang diputusi oleh pihak PT RSM itu.
\"Atas dasar kemanusian, kita turut prihatin dengan kondisi ini dan kita tengah mencoba untuk mencarikan solusi yang terbaik,\" ujar Kapolres BU, AKBP Asep Tedy N SIK melalui Kapolsek Pondok Kelapa, AKP Rudi Marwah, kemarin.
Portal Dibuka Di lain pihak, warga di Desa Air Kotok Kecamatan Pematang Tiga Kabupaten Benteng yang sebelumnya melakukan pemblokiran portal masuk menuju kawasan pertambangan itu, akhirnya membuka portal itu. Ini dilakukan setelah mereka melakukan rapat dengan PT RSM difasilitasi oleh Polsek Pondok Kelapa.
Dengan dibukanya portal itu, PT RSM kembali beroperasional. Namun warga juga mengingatkan kepada pihak PT RSM untuk tidak hanya berjanji-janji saja, melainkan harus memberikan bukti atau realisasi atas tuntutan warga ini.
Jika dalam waktu dekat tidak ada penyelesaian maka warga akan kembali melakukan aski serupa bahkan dengan jumlah masa yang lebih banyak lagi. \"Kami mengingatkan kepada pihak perusahaan agar jangan hanya berjanji - janji saja, namun merelisasikan janjinya atas tuntutan warga ini,\" ucap Korlap, Idham, kemarin. (111)