JAKARTA, BE - Istana Negara, tempat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak lepas dari dampak banjir di Ibukota, Kamis (17/1). Ketinggian air di lingkungan Istana Kepresidenan mencapai 30 Cm. Meski begitu hujan reda air kian surut, namun sisa-sisa banjir masih terlihat. Beberapa petugas kebersihan kini tengah sibuk mengepel lantai di beberapa tempat di istana akibat banjir dan lumpur yang tersisa. Menurut salah satu petugas, di Istana sempat didatangkan mesin penghisap air untuk mengeringkan beberapa titik yang terendam banjir. Ini cukup membantu sehingga istana tidak terendam banjir terlalu lama. Sejumlah pegawai istana yang biasanya tampak rapi dengan kemeja, celana bahan dan sepatu pantofel kini terlihat berbeda. Beberapa di antaranya memakai sandal jepit dan celana olahraga. Baru setelah berganti pakaian, baru mereka diperbolehkan masuk ke Istana Negara. Sekitar pukul 10.00 WIB, Presiden SBY sempat meninjau beberapa titik yang terendam banjir cukup tinggi sekitar 30 cm di Wisma Negara yang berada di tengah Istana Negara dan Istana Merdeka. \"Namun sekarang telah surut. Presiden tidak masalah Istana banjir. Yang penting rakyat yang terkena banjir segera mendapat bantuan,\" ujar Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha melalui pesan singkat pada wartawan, Kamis. Julian mengatakan Presiden telah menginstruksikan KASAD di Istana Merdeka agar jajaran TNI segera bertindak membantu di daerah yang terkena banjir. Sementara itu dari pantauan JPNN, suasana sekitar istana tampak lengang. Banjir yang menggenangi kompleks di luar istana membuat sejumlah pegawai sulit masuk ke kantor Setneg dan Istana. Percayakan Jokowi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengungkapkan bahwa dirinya telah diberi wewenang oleh Presiden Ssusilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk mengambil langkah yang dianggap perlu dalam menangani banjir di Ibu Kota. Salah satu yang diserahkan ke Jokowi -panggilan Joko Widodo- adalah pengendalian Pintu Air Manggarai. \"Tadi Pak Presiden juga sudah telpon saya untuk segera mungkin melakukan tindakan lapangan dan mengenai Manggarai (pintu air, red) diserahkan penuh keputusannya kepada kami,\" kata Jokowi kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (17/1). Jokowi menegaskan, saat ini ia belum akan memerintahkan pembukaan pintu air Manggarai. Menurutnya, keputusan membuka pintu air Manggarai harus menunggu perkembangan lebih lanjut serta pengkajian situasi lapangan. \"Kan ada standarnya kan, kita melihat keadaan di tempat tertentu. Semuanya harus dikalkulasi, dihitung, jadi kalaupun standarnya sudah tapi kalkulasinya belum, ya direm dulu,\" paparnya. Pintu air Manggarai memiliki posisi vital dalam mengendalikan banjir Jakarta. Pasalnya, pintu air ini lah yang mengendalikan volume sungai Ciliwung di wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Utara. Dalam kondisi volume air besar seperti sekarang, dibukanya pintu air manggarai akan semakin memperburuk banjir di daerah Jakarta Pusat, termasuk area Istana Negara. Namun jika tidak dibuka, maka aliran air akan terhambat yang mengakibatkan makin tingginya luapan Ciliwung di Selatan dan Timur Jakarta. Lebih jauh Jokowi menegaskan bahwa Presiden SBY tidak akan mengintervensi keputusannya terkait pembukaan pintu air Manggarai. \"Ya beliau menyampaikan seperti itu, masyarakat harus lebih diprioritaskan daripada Istana. Tapi apapun kita harus kalkulasi semuanya,\" kata mantan Wali Kota Surakarta itu. Jadi Kota Mati Sementara itu banjir benar-benar telah melumpuhkan Ibu Kota pada Kamis (17/1). Sejak pagi, warga Jakarta sudah berkeluh kesah, marah hingga bosan melihat banjir hampir di setiap sudut kota. Ketika gelap mulai merayap, seluruh hingar bingar dan kebisingan Jakarta perlahan mulai meredup. Sejumlah titik jalan utama seperti Jalan Thamrin, Sudirman, dan Harmoni yang selalu ramai oleh kendaraan, kini lengang. Jakarta kini benar-bener seperti jadi kota mati. Dari pantauan JPNN, Jalan Medan Merdeka Barat depan Istana Negara dan Monumen Nasional (Monas) sangat sepi. Sesekali hanya beberapa kendaraan yang melintas di jalan itu. Polisi lalu lintas yang biasanya sibuk dan kesulitan mengatur jalanan di wilayah itu, hanya berdiri santai, malam ini. Tidak ada yang perlu ia atur, karena jalanan terlampau sepi. Mendekati Bundaran menuju Jalan Thamrin, terdapat sekumpulan warga yang ingin menonton banjir di sepanjang jalan itu. Beberapa polisi terlihat berjaga-jaga di sekitar Thamrin. Tak ada kendaraan yang melewati Thamrin. Hanya sebagian kecil orang yang berusaha menerobos dengan berjalan kaki. Beberapa sisi di tengah kota ini begitu lengang. Hampir mirip kota tak berpenghuni. Semua orang yang melintas pun terlihat lelah karena harus menghadapi banjir sepanjang hari. Warga yang menuju ke Tanah Abang, Jakarta Pusat harus gigit jari. Sejak pagi hingga malam ini, banjir tak kunjung surut di sekitar Stasiun Tanah Abang. Beberapa kendaraan harus berbalik arah daripada terjebak banjir. \"Jangan lewat sini, sudah enggak bisa dilewatin,\" ujar seorang petugas polisi pada pengendara motor yang memaksakan melewati jembatan di Tanah Abang. Di antara suasana muramnya banjir kota Jakarta, ada juga sedikit gemerlap yang tak berubah. Yaitu di atas jembatan kecil yang berdekatan dengan Pasar Tanah Abang. Di wilayah itu, musik dangdut masih mengalun nyaring dan meramaikan suasana jalan yang dilewati warga. Kepulan asap rokok dari beberapa wanita berpakaian seksi terlihat saat itu. Gerimis kecil tidak mengganggu mereka untuk duduk dan memberikan senyum terbaik pada pengguna jalan yang lewat. Tampak juga beberapa kumpulan pria dan pengendara bajaj yang duduk di situ sambil menikmati kopi panas di warung kecil. Semuanya terlihat tenang dan santai. Sesekali mereka melihat ke bawah jembatan yang adalah aliran sungai yang telah meluap. Setelah itu semuanya larut dalam alunan dangdut. Ternyata banjir tidak benar-benar membuat mereka stres. (jpnn)
Istana Negara Pun Kebanjiran
Jumat 18-01-2013,12:54 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :