Kepala Distanak, Darlis SP mengakui, kelemahan para petani lantaran tidak menguasai harga pasar.
Dijelaskannya, petani di BU sejauh ini mayoritas hanya menjual dalam bentuk gabah. Akibatnya permainan harga sering terjadi, dampaknya membuat petani selalu dirugikan lantaran hasil yang di dapat tak sebanding dengan modal yang telah dikeluarkan.
\"Memang petani kita kebanyak jual gabah langsung. ini membuat dikalangan petani sulit mengalami kemajuan dibidang ekonomi,’’ ujarnya kepada Bengkulu Ekspress (BE) saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin.
Disamping itu, kekurangan modal membuat petani terpaksa melepas gabah ke para tengkulak yang menjadi penentu harga pasar. Sedangkan para petani hanya sebatas menjadi buruh yang selalu diperalat.
‘’Kendalanya modal yang terbatas. Mau tak mau saat turun tanam, petani sudah terikat dengan tengkula lantaran modal yang telah dipinjamkan, sehingga petani terpaksa menjual gabah ke para tengkulak dengan harga jauh di bawah harga pasar,’’ ungkapnya.
Guna mengatasi itu, ia mengaku telah memiliki berbagai gagasan yang segera diimplementasikan, salah satunya mengupayakan bantuan modal usaha melalui pihak perbankan.
‘’Harusnya kan kesulitan petani dapat dibantu oleh perbankan dengan memberikan bantuan modal melalui pinjaman lunak. Sehingga petani dapat menjual beras langsung ke pasar dengan harga yang jauh lebih tinggi, tanpa mengalami tekanan. Ini upaya yang ingin kita wujudkan dalam membantu petani kedepan,’’ tuturnya.
Selain upaya itu, pihaknya juga akan membuat Balai Benih Induk (BBI) Padi yang bertujuan untuk mengatasi ketersediaan benih di BU, karena selama ini hanya mengharapkan batuan dari pemerintah pusat.
‘’Kita memang belum punyai BBI, maka hanya mengandalkan bantuan benih dari pusat. Karena tak selamnya bantuan akan diberikan, maka kita harus mempunyai BBI sendiri. Selain untuk memenuhi kebutuhan petani, juga dapat menjadi tambahan penghasilan bagi petani, jika benih yang dihasilkan lebih baik dari benih lainnya. Untuk itu membutuhkan keseriusan guna mewujudkannya,’’ pungkasnya.(cw5)