Pengakuan Pembunuh Petani Kopi, Kepala Korban Dicangkul Berkali-kali

Jumat 16-09-2016,09:20 WIB

BINTUHAN, BE - Slamet alias Joko (31), warga asal Jawa, pelaku pembunuhan sadis terhadap petani kopi Budiman (65), warga asal Belitang Kabupaten Oku Timur Sumatera Selatan, tinggal di Desa Air Kemang RT 04 Desa Ulak Bandung Kecamatan Muara Sahung Kabupaten Kaur, sudah diamankan di Mapolres Kaur, Kamis (15/9). Kepada penyidik kepolisian, tersangka mengaku kalau korbannya tewas setelah kepalanya dicangkul berkali-kali.

“Pelaku pembunuhan yang diamankan Polres Sijunjung Sumatera Barat, sudah kita jemput dan diamankan di Mapolres Kaur. Kepada polisi, tersangka mengaku kalau korban tewas setelah kepalanya dicangkul berkali-kali,\" kata Kapolres Kaur AKBP Bambang Purwanto SIK, saat melakukan pers rilis pembunuhan Budiman di aula Mapolres Kaur,Kamis (15/9) kemarin.

Kapolres menjelaskan, pelaku yang telah memiliki satu orang anak ini, sengaja menghabisi nyawa Budiman yang tak lain temannya sendiri itu, karena tersinggung dengan ucapan korban. Pembunuhan itu berawal ketika tersangka melintasi perkarangan pondok korban, Selasa (19/8). Lalu korban menghampiri pelaku dan terjadilah percakapan yang membuat pelaku emosi.

Karena pelaku merasa tersinggung dan kesal atas ucapan korban, ia melihat cangkul yang berada tidak jauh dari korban dan kemudian langsung mengayunkan cangkul ke arah kepala belakang korban sebanyak tiga kali hingga membuat korban tersungkur. Tersangka kemudian mendekati korban dan melihat bahwa korban sudah tidak bernyawa lagi.

Guna menghilangkan mayat korban tersebut, tersangka langsung masuk ke dalam pondok korban dan mengambil plastik dan karung untuk membungkus korban. Tersangka lalu membawa korban ke arah jurang di simpang tugu Dusun Air Kemang dan kemudian membuangnya ke dalam jurang. Usai membuang mayat korban, tersangka kembali lagi ke pondok korban dan mengambil uang Rp 17 juta hasil panen kopi milik korban yang disimpan korban dibawa tanah.

Setelah mendapatkan uang itu, tersangka langsung membawa sepeda motor milik korban lalu dijual ke daerah Hujan Mas dengan harga Rp 2 juta. Namun selang dua minggu setelah pembunuhan itu, mayat korban ditemukan warga oleh polisi. Mengetahui mayat korban telah ditemukan, tersangka langsung kabur ke dalam hutan. Merasa belum aman, tersangka kabur ke Sijunjung Sumatera Barat. Namun sayang pelariannya berakhir di tangan tim Buser Polres Sijunjung Provinsi Sumatera Barat, Selasa (13/9).

“Tersangka sudah mengakui perbutannya, dan ia membunuh korban itu dengan mencangkul belakang kepalanya lalu mayat korban dibungkus dan dibuang ke jurang, dan pelaku langsung mengambil uang hasil panen kopi itu,” terang Kapolres. Ditambahkan Kapolres, tersangka akan ijerat pasal 340 jo 55 KUHP sub 338 jo 55 KUHP dengan ancaman hukuman penjara seumur hidup.

Mengenai jumlah pelaku pembunuhan, Kapolres mengatakan, untuk saat ini masih satu orang. Kemungkinan ada pelaku lain, masih dalam penyelidikan.

Sementara itu, Slamet saat ditemui usai pers rilis di Mapolres Kaur itu, ia melakukan pembunuhan itu karena kesal dan sakit hati atas perkataan korban. Juga ditambah lagi pelaku yang tidak memiliki uang itu, membuat pelalu naik pitam hingga menghabisi nyawa korban dengan cangkul milik korban.

“Habis bunuh itu saya tidak lari, saya lari waktu mayat itu ditemukan, dan saya lari ke hutan selama satu minggu, baru saya naik mobil travel dan pergi ketempat teman di Sijunjung,” ungkapnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Slamet yang sudah hampir satu bulan menjadi buronan pembunuhan itu, ditangkap di rumah temannya di Nagari Kandang Baru, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, Selasa (13/9) sekitar pukul 16.00 WIB. Namun saat sedang dalam perjalanan pelaku sempat berniat hendak kabur melarikan diri, sehingga polisi menembak kakinya.(618)

Tags :
Kategori :

Terkait