Untuk menghindari korban jiwa, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu mengimbau agar masyarakat dan nelayan Bengkulu untuk mewaspadai pohon tumbang dan gelombang tinggi hingga tiga meter, mulai dari perairan Bengkulu hingga perairan Pulau Enggano akibat perputaran angin.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Bengkulu, Sudiyanto mengatakan, peringatan dini bagi nelayan dan masyarakat yang beraktivitas di perairan pantai Bengkulu hingga Pulau Enggano, karena ketinggian gelombang sangat membahayakan. Selain itu, masyarakat diminta mewaspadai badai yang kemungkinan bisa terjadi lagi dalam beberapa hari kedepan.
\"Kita harapkan masyarakat terus waspada angin kencang dengan kecepatan hingga 32 kilometer per jam melanda wilayah Kota Bengkulu dan sekitarnya, dan kepada nelayan jangan melaut dulu karena badai sangat mempengaruhi ketinggian ombak,\" terangnya.
Sudiyanto menyampaikan, badai terjadi dikarenakan daerah tekanan udara rendah atau pusaran udara di wilayah Samudera Hindia-Barat Daya Bengkulu. Hal ini menyebabkan massa udara tertarik ke dalam wilayah tersebut dan menyebabkan terjadinya angin kencang.
\"Untuk itu kami mengimbau kepada masyarakat dan para nelayan agar meningkatkan kewaspadaan atas potensi bencana yang dapat ditimbulkan seperti banjir, longsor dan pohon tumbang,\" imbaunya.
Ditambahkannya, hal yang paling penting bagi para nelayan, penyedia dan pengguna jasa transportasi laut, khususnya dari Kota Bengkulu menuju Pulau Enggano, yakni Sabuk Nusantara dan Kapal Feri Pulo Tello.
\"Kita harapkan kepada nelayan dan penyedia kapal transportasi ini tidak nekad berangkat jika ombak tingggi, karena sangat membahayakan dan selalu mengutamaakan keselamatan daripada pendapatan,\" ungkapnya.
Ikan Laut Naik
Harga ikan laut dijual pedagang ikan di Kota Bengkulu naik mengalami kenaikan signifikan, yakni mencapai 50 persen dari harga normal atau sekitar Rp 10 ribu sampai dengan harga Rp 15 ribu perkilonya. Hal ini akibat keadaan cuaca yang ektream bahkan ombak tinggi disertai badai terjadi di Kota Bengkulu kemarin dan beberapa hari sebelumnya, sehingga membuat banyak nelayan tidak bisa melaut.
Menurut salah seorang pedagang ikan di Pasar Panorama Kota Bengkulu, Ujang Afrizal (30), kelangkaan pasokan ikan menyebabkan dirinya harus menjual ikan lebih mahal kepada pelanggannya karena ikan yang didapat nelayan sangat sedikit.
\"Sebelum badai saja ikan sudah sulit didapatkan, apalagi badai seperti sekarang ini pasti makin sulit kita dapatkan ikan dan harga bisa semakin naik,\" ungkapnya.
Ia menyebutkan, kenaikan harga ikan yang lumayan tinggi ini terjadi mulai Jumat (22/7) lalu yang mencapai Rp 12 ribu hingga Rp 15 ribu per kilogramnya. Sebelumnya juga mengalami kenaikan tetapi hanya sebesar Rp 3 ribu sampai Rp 5 ribu saja.
\"Harga ikan yang naik adalah ikan selar. Biasanya pedagang bisa menjual ke konsumen dengan harga Rp 20 ribu per kilogram, sekarang menjadi Rp 30 ribu per kilogram. Untuk jenis ikan gebur atau GT (Giant trevally), pada hari normal bisa dijual Rp 48 ribu, sekarang Rp 65 ribu per kilogram, ikan tenggiri biasanya hanya Rp 40 ribu sekarang menjadi Rp 60 ribu, ikan salam biasanya Rp 10 ribu sekarang Rp 22 ribu per kilogramnya\" terangnya.
Selain itu, Ujang menyampaikan, ia hanya menjual beberapa jenis ikan saja, hal itu dikarenakan jenis ikan tuna, tongkol serta ikan sarden mengalami kelangkaan stok dan sangat sulit didapatkan akibat gelombang tinggi dan tiupan angin kencang yang bisa mengembalikan perahu kecil.
\"Untuk sekarang kita masih menjual stock kemarin Subuh, jadi masih segar-segar ikannya tetapi untuk besok kita tidak tahu mendapatkan ikan atau tidak akibat badai hari ini,\" tandasnya. (cw2)