Rafflesia Arnoldi Bukan Peninggalannya (Jejak Thomas Stamford Bringley Raffles Bagian 2)

Senin 18-07-2016,15:25 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

Rafflesia Arnoldi bukanlah peninggalan dari Raffles, awal ceritanya dimana Dr. J.Arnold pertama kali melihat Rafflesia tersebut bernama Pulo Lebbar, sebuah tempat yang dicapai oleh ekspedisi pada jaman itu dalam waktu 2 hari perjalanan menelusuri Sungai Manna. \"Sekarang tempat ini berupa desa dengan nama yang sama dikecamatan Pino Raya,\" jelas Almidianto,sekitar 30 km dari Kota Manna Bengkulu Selatan, sedangkan sungai Manna sudah sejak lam tidak digunakan sebagai alur trasnportasi. Proses penamaan pertama kali untuk jenis Rafflesia merupakan suatu cerita yang sangat menarik layaknya sinetron masa kini, proses yang melibatkan intrik, politik, dan ketamakan. Tidak sepertiyang diyakini secara umum, sebetulnya orang asing yang pertama melihat jenis Rafflesia, bukan Stamford Raffles ataupun Dr. Joseph Arnold.\"Louis Auguste Deschamp\" tegasnya. Seorang dokter dan penjelajah alam berasal dari Perancis, yang pada akhir abad ke 18 belayar ke Jawa. Sempat ditangkap oleh Belanda, tetapi oleh Gubernur Jendral belanda saat itu, Van Overstraten, Deschamp tidak ditahan dan diminta untuk melakukan ekspedisi di Pulau jawa selama tiga tahun dari 1791 sampai dengan 1794. Louis Auguste Deschamp kemudian secara aktif menjelajah dan mengumpulkan banyak specimen tumbuhan di pedalaman pulau Jawa, dan kemudian menulis draf awal \"Materials towards a flora of java\". Deschamp pertama kali melihat, dan mengumpulkan specimen, dan menggambarkan Rafflesia yang ditemukan di pulau Nusakambangan pada tahun 1797 atau 20 tahun lebih dahulu daripada penemuan Dr. Joseph Arnold yang menggemparkan itu. Setahun kemudian, 1798, Deschamp pulang ke Prancis dengan semua koleksinya. Saat mendekati Selat Inggris, kapalnya ditangkap dan semua koleksinya dirampas oleh Inggris. Pada saat itu, setelah melihat rampasan koleksi specimen, para ahli botani Inggris sadar bahwa Deschamp telah menemukan jenis yang sangat unik dan tidak pernah dilihat sebelumnya, dan ada semacam kompetisi rahasia antar ahli tentang siapa yang akan menerbitkan jenis yang sangat menakjubkan itu. Mereka juga berpendapatan siapapun orangnya, jenis yang mencengangkan itu harus didiskripsikan atau dinamakan oleh orang Inggris, bukan Belanda apalagi Perancis. Sehingga Raffles, yang saat itu sebagai Gubernur Jendral Inggris di Bengkulu, memerintahkan William Jack untuk segera mendiskripsikanjenis yang ditemukan di Bengkulu Selatan. William Jack merupakan seorang dokter dan penjelajah alam, yan menggantikan Dr Joseph Arnold. Artikel William Jack menamakan jenis tersebut sebakai R. titan, dan dikirim ke London pada bulan April 1820. Malangnya artikel dari William Jack tersebut secara misterius tidak langsung diterbitkan. Sampai kemudian Robert Brown membacakan penemuan yang menggemparkan di hadapan anggota Linnean Society pada tanggal 30 Juni 1820. Artikel William Jack akhirnya diterbitkan pada bulan Agustus 1820. Robert Brown menamakan jenis baru sebagai Rafflesia arnoldii R.Br. R.Br merupakan singkatan dari Robert Brown. Nama jenis ini merupakan nama yang digunakan untuk menghormati, Sir Stamford Raffles dan Dr. Joseph Arnold. Walaupun pertama kali didiskripsikan, tetapi karena dipuplikasikan terlambat, maka Rafflesia titan tidak dipakai sebagai nama jenis baru, tetapi dianggap sebagai sinonim dari Rafflesia Arnoldii. Kejadian di atas merupakan ironi yang sangat besar, karena William Jack-lah yang mengirim beberapa specimen dari Bengkulu Selatan yang boleh jadi digunakan oleh Robert Brown untu mendiskripsikan jenis baru tersebut. Empat tahun setelah artikel dari Robert Brown ini, bunga yang dilihat oleh Deschamp di Nusakambang dinamakan Rafflesia patma oleh C.L Blume pada tahun 1825. C.L Blume adalah seorang Belanda keturunan Jerman yang menjabat sebagai direktur Kebun Raya Bogor saat itu. \"jadi sudah jelas bukan peninggalannya,\" tegasnya. (Rizda Afini) Baca Juga Rafflesia Arnoldi Bukan Peninggalannya

Tags :
Kategori :

Terkait