KOTA MANNA, BE - Kabid Sarana dan Prasarana pada Dinas Pertanian BS Syakimin ST mengungkapkan kalau pada tahun 2012 lalu pihaknya tidak mampu merealisasikan dana Rp 3,9 M kepada masyarakat BS. Pasalnya dana alokasi khusus (DAK) yang bersumber dari Kementerian Pertanian RI itu belum sesuai dengan peruntukannya. \"Dari Rp 12 miliar DAK pada Dinas Pertanian, ada Rp 3,9 M lagi yang tidak terserap,\" katanya.
Dana yang tidak terserap tersebut untuk 3 program yakni dana cetak sawah baru sebesar Rp 3,1 miliar, dana untuk sistem intenspication rice (SRI) sebesar Rp 675 juta dan dana untuk holtikultura Rp 112,5 juta. Tidak terserapnya dana untuk cetak sawah baru lantaran program cetak sawah baru pada tahun 2012 gagal dilaksanakan. Dari 90 hektar lahan yang diusulkan ke pemerintah pusat, hingga saat ini belum juga dilakukan survei investigasi desaign (SID) oleh pihak Universitas Bengkulu sebagai rekanan. Padahal cetak sawah baru bisa dilaksanakan setelah adanya survei tersebut.
Sedangkan untuk program SRI gagal dilaksanakan lantaran warga masyarakat BS belum ada kesadarannya itu melaksanakan program tersebut. Dalam program itu pihak Distan menginginkan agar petani melakukan pengolahan sawah dengan cara alami yakni menggunakan pupuk kompos, pengolaan menggunakan pupuk dari kotoran ternak, lalu saat penamanan bibit padi ke sawah yakni 1 batang per rumpun saat umur bibit 7 hari. \"Program ini sudah sering kami sosialisasikan, akan tetapi warga belum ada yang berminat,\" terang Syakimin.
Begitu juga dengan program holtikultura yakni optimalisasi lahan pertanian berupa buah-buahan dan sayur juga gagal dilaksanakan. Penyebabnya warga yang memiliki lahan pertanian masih enggan menerima program itu. Dalam program itu Distan mensyaratkan bagi warga yang sudah memiliki lahan di dalamnya harus sudah ada tanaman buah-buahan seperti kebun jeruk ataupun kebun sayur, sehingga pihaknya meminta agar pemilik kebun itu melakukan perluasan lahan serta melakukan pengolahan dengan pupuk non kimia.(369)