BBM Masalah Sentral Ekonomi Indonesia

Rabu 16-01-2013,08:12 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

JAKARTA – Menyikapi potensi risiko besar yang akan dihadapi perekonomian ke depan, Bank Indonesia (BI) memandang tingginya konsumsi BBM serta besarnya subsidi BBM menjadi permasalahan sentral yang harus diatasi dengan segera.

Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI, di Gedung DPR, Jakarta, mengungkapkan, dalam hal BBM, pengurangan konsumsi BBM ataupun subsidi BBM akan menurunkan tidak hanya beban anggaran pemerintah, namun juga tekanan pada neraca pembayaran secara signifikan.

\"Dari sisi BI, kebijakan akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik agar sejalan dengan upaya untuk menjaga keseimbangan eksternal. BI akan terus memperkuat bauran kebijakan melalui lima pilar kebijakan\", ujar Darmin.

Lima pilar yang dimaksud Darmin, yaitu pertama, kebijakan suku bunga akan tetap ditempuh secara konsisten dengan prakiraan inflasi kedepan agar tetap terjaga dalam kisaran sasaran inflasi. Kedua, kebijakan nilai tukar diarahkan untuk stabilisasi nilai tukar agar pergerakan nilai tukar Rupiah tersebut sesuai dengan kondisi fundamentalnya. \"Dalam konteks ini, BI selalu siap melakukan intervensi apabila nilai tukar bergerak secara berlebihan, jauh melenceng dari kondisi fundamentalnya\", ungkap Darmin.

Ketiga, kebijakan makroprudential diarahkan untuk menjaga kestabilan sistem keuangan dan mendukung terjaganya keseimbangan internal maupun eksternal. Keempat, penguatan strategi komunikasi kebijakan untuk mengelola ekspektasi inflasi.

Kelima, penguatan koorfinasi Bank Indonesia dan Pemerintah, dalam mendukung pengelolaan ekonomi makro, khususnya dalam memperkuat struktur perekonomian, memperluas sumber pembiayaan ekonomi, penguatan respon sisi penawaran, serta pemantapan Protokol Manajemen Krisis (PMK). \"Karenanya, harus ada penyelesaian segera untuk membuat pertumbuhan kita bisa bertumbuh dengan baik\", pungkas Darmin. (**)

Tags :
Kategori :

Terkait