Bersandarnya kapal perang yang memiliki meriam terbesar diantara kapal perang TNI AL ini bertujuan untuk mengupgrade bekal-bekal logistik kebutuhan 110 awak dan petugas kapal tersebut.
\"Kapal ini bersandar ke Bengkulu dalam rangka bekal ulang logistik, baik itu bahan makanan maupun bahan bakar,\" kata Komandan Lanal (Danlanal) Bengkulu, Letnan Kolonel Laut, M Nizar Gadafi SE kepada BE, kemarin.
Lanjut Nizar, sebelum bersandar di Bengkulu, kapal tersebut melakukan pengawasan di wilayah barat perbatasan Samudra Hindia, sebelumnya juga melakukan pelayaran yang panjang di perairan Jakarta dan Surabaya.
Kapal yang terakhir kali bersandar di Bengkulu pada tahun 1996 ini, merupakan kapal asal Surabaya yang biasa beroperasi di wilayah perbatasan bagian timur Indonesia.
\"Sekarang kapal ini memberi pengawasan atau berpatroli di wilayah barat di perbatasan Samudra Hindia, kalau tidak salah, kapal ini pernah bersandar di Bengkulu pada tahun 1996,\" terang Danlanal.
Hanya saja Danlanal mengaku, pihaknya tidak dapat memastikan berapa lama kapal tersebut bersandar di Pelabuhan Pulau Baai. Sebab kapal tersebut berlayar atas dasar perintah, namun, kemungkinan besar kapal perang tersebut baru akan meninggalkan Bengkulu pada Senin (2/5) besok setelah semua logistiknya terpenuhi.
\"Tidak bisa dipastikan kapalnya berapa hari di Bengkulu, kalau nanti malam dapat perintah berlayar, ya langsung berlayar. Tapi, kemungkinan hari Senin kapal ini berlayar lagi kalau kebutuhannya sudah terpenuhi,\" tuturnya.
Sementara, Komandan KRI NALA 363, Letkol Laut Nurlan MSi mengatakan, saat ini pihaknya tengah melaksanakan operasi Yudha Sagara 2016. Operasi ditu di bawah kendali Gugus Tempur Laut Koarmabar di wilayah perbatasan bagian timur Indonesia.
\"Saat ini kita sedang melaksanakan operasi Yudha Sagara 2016, memang benar apa yang disampaikan Komandan Lanal Bengkulu tadi, kami singgah untuk mengumpulkan bahan bakar dan bahan kebutuhan logistik,\" kata Nurlan.
Lanjutnya, saat melaksanakan patroli di wilayah pantai Bengkulu sebelum bersandar, ia beserta anggotanya tidak menemukan adanya tindak pidana yang terjadi di sekitar perairan Bengkulu. Bahkan saat bertemu dengan kapal-kapal lain dan menanyakan situasi perairan Bengkulu, semuanya menjawab keadaan peraitan Bengkulu sangat kondusif.
\"Untuk sementara, kami juga tidak menemukan adanya kapal ilegal atau kapal asing di peraitan laut Bengkulu,\" tukasnya. (470)