\"Anakku! Anakku Mana? Tolong Dia\"
Tak ada firasat atau tanda-tanda pihak keluarga korban akan terjadinya musibah banjir bandang dan tanah longsor di kawasan pengeboran PT PGE Kamis (28/4) dini hari. Seperti yang dialami Suhardi, warga Kelurahan Tes yang merupakan orang tua dari Deki Karnando, 23 tahun pekerja PT PGE yang sampai saat ini belum ditemukan.
Dwi Nopiyanto, LebongSore Rabu (27/4) lalu ternyata hari dimana Suhardi harus terakhir kalinya melihat anak pertamanya dari dua bersaudara itu. Saat itu sebelum berangkat piket/kerja di klaster A PT Pertamina Gheotermal Energy (PGE) Hulu Lais Kabupaten Lebong, Deki sempat menawari ayahnya makanan dan rokok.
Tak ada firasat buruk yang dirasakan Suhardi saat anaknya berangkat kerja piket malam. \"Dia sempat menanyakan ke saya sudah makan Yah.... rokok ada tidak? tanya anak saya, dan saya jawab \'Masih ado rokok ayah\',\" kenang Suhardi, dengan mata berkaca-kaca mengenang anaknya yang saat ini masih belum ditemukan.
Dikatakan Suhardi, dia bersama keluarga masih berharap anak pertamanya ditemukan meskipun dalam kondisi tidak bernyawa lagi.
\"Saya masih akan ikut mencari anak saya bersama tim evakuasi. Padahal ini anak saya yang tidak nakal dan nurut sama orang tua,\" ucap Suhardi sedih.
Selain itu, Doris salah satu korban yang dirawat di RSUD Lebong terus mempertanyakan anaknya yang baru berusia 3 tahun itu. Meski dalam kondisi perawatan, dirinya terus memanggil dan meminta warga untuk menemukan anaknya.
\"Anak ku, anak ku mana...tolong dia, tadi terlepas dari pelukan saat longsor,\" teriak Doris, saat diberikan pertolongan medis di RSUD Lebong.
Hal yang sama diharapkan keluarga, Edyo Tris Rajo Bito, mereka masih berharap anggota keluarganya bisa segera ditemukan.
\"Semoga cepat ditemukan, kami mohon do\'anya,\" ucap Egit, kakak kandung korban yang ikut mencari korban.(**)